Jakarta, CNN Indonesia —
Malaysia mengevakuasi lebih dari 100 warganya dari Bangladesh usai demo rusuh semakin mencekam dan telah menewaskan lebih dari 147 orang.
Kementerian Luar Negeri Malaysia mengatakan evakuasi dilakukan menggunakan pesawat Airbus A330 dari maskapai AirAsia dan berangkat pada Selasa (23/7) pagi.
Dikutip Reuters, pesawat tersebut diperkirakan tiba di Bandara Internasional Kuala Lumpur pada Selasa sore sekitar pukul 16.10 waktu setempat.
Menurut kantor berita Bernama, lebih dari 100 warga Malaysia, termasuk pelajar, telah mengungsi ke gedung Komisi Tinggi Malaysia di Dhaka sejak awal pekan ini.
Situasi di sejumlah wilayah Bangladesh terutama di ibu kota, Dhaka, memang terus memburuk sejak demonstrasi ribuan mahasiswa pecah.
Per Selasa siang WIB, AFP melaporkan total korban tewas selama demonstrasi di Bangladesh berlangsung mencapai 173 orang, termasuk beberapa petugas polisi.
Sejauh ini, aparat keamanan juga disebut telah menahan lebih dari 1.100 orang terkait demo.
Ribuan mahasiswa memprotes kebijakan pemerintah yang hendak memberlakukan sistem kuota untuk penerimaan pegawai pemerintah. Para pedemo menuntut diberlakukan skema berbasis prestasi.
Sementara itu, pemerintah saat ini memberlakukan sistem kuota yang memberikan hingga 30 persen pekerjaan di pemerintahan kepada keluarga veteran perang 1971.
Menurut para kritikus, sistem ini diskriminatif karena hanya menguntungkan anak-anak pro-Perdana Menteri Sheikh Hasina dan sebaliknya merugikan anak-anak berprestasi.
Pada Senin pekan ini, kelompok mahasiswa yang memimpin demonstrasi sempat menghentikan protesnya selama kurang dari 48 jam. Meski, protes masih sempat berlangsung di sejumlah titik.
Pemerintah juga telah memberlakukan jam malam, mengerahkan tentara ke jalanan, dan memblokir internet demi meredam situasi.
Panglima militer Bangladesh mengklaim situasi hukum dan ketertiban “telah terkendali”.
Namun, ribuan orang masih tetap turun ke jalan pada Selasa pagi.
Amerika Serikat bahkan telah mengeluarkan imbauan perjalanan bagi warganya agar sementara menghindari Bangladesh.
AS juga mengecam laporan soal dugaan perintah tembak-menembak langsung bagi aparat untuk menindak para pedemo.
(rds)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA