Medan, CNN Indonesia —
Kerupuk kulit ikan patin asal Sumatera Utara (Sumut) sebanyak 3.800 pak atau 2,5 ton diekspor perdana ke Malaysia. Produk ikan patin yang diekspor ini telah sesuai dengan standar mutu ekspor.
Pejabat (Pj) Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Agus Fatoni berharap ekspor terus ditingkatkan ke depan dan usaha mikro kecil menengah (UMKM) lainnya perlu menyusul untuk naik kelas, go digital dan go international.
“Saya menghargai dan mengapresiasi ekspor produk UMKM ini, kemasannya sangat menarik dan rasanya juga enak. Pasar lokal mempunyai peluang yang cukup besar dalam melakukan ekspor,” kata Fatoni di Kantor Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan (BPPMHKP) Medan I, Kamis (4/7/2024)
Fatoni menyebutkan pada sektor perikanan, Sumut memiliki lahan budidaya ikan sebesar 138 ribu hektare dengan produksi 163 ribu ton. Untuk produksi ikan patin Sumut sendiri sebesar 11 ribu ton.
Sedangkan volume ekspor perikanan Sumut, pada Januari – Mei 2024 mencapai 62 ribu ton dengan nilai ekspor sebesar US$ 293 juta.
“Sumut memiliki potensi perikanan yang dapat diambil UMKM. Saat ini terdapat 1,16 juta UMKM Sumut yang menyerap tenaga kerja sebesar 80% dari total jumlah tenaga kerja. Tapi UMKM yang mengolah produksi perikanan Sumut masih sangat kecil,” ujar Fatoni.
Dalam kesempatan itu, Pemilik CV Raja Patin Indonesia, Tri Handayani, mengaku senang kerupuk kulit ikan patinnya bisa diekspor ke Malaysia. CV Raja Patin Indonesia menjadi mitra binaan Pertamina sejak 2019 dan ia juga merupakan alumni UMK Academy 2021.
“Alhamdulillah, kita senang sekali, berkat doa serta dukungan semuanya Raja Patin bisa ekspor kerupuk kulit ikan patin ke Malaysia. Kunci sukses dalam bisnis yaitu tekun, gigih dan tidak mudah menyerah,” ungkapnya.
Ia juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Pertamina atas dukungan yang diberikan berupa pendampingan, pelatihan, permodalan, hibah alat usaha, dan diikutsertakan dalam pameran nasional serta internasional.
“Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Pertamina yang sudah berkali-kali membantu dan membina Raja Patin. Kerupuk kulit ikan Raja Patin ini sudah tersedia di minimarket. Omzet kita sebelum ekspor itu bisa mencapai Rp3 miliar per tahun,” ucapnya.
Sementara itu, Area Manager Comm, Rel & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, Susanto August Satria juga menyampaikan apresiasinya terhadap pencapaian Raja Patin ini.
“Kami bangga melihat salah satu mitra binaan kami, Raja Patin berhasil menembus pasar internasional. Ini adalah bukti bahwa UMKM Sumatera Utara memiliki potensi besar untuk berkembang dan bersaing di pasar global,” kata Satria.
Pelepasan ekspor perdana ini, tambahnya, juga diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi UMKM lain di Sumatera Utara untuk terus berinovasi dan mengembangkan produk-produknya.
“Pertamina Patra Niaga akan terus mendukung dan mendorong UMKM dalam mencapai kesuksesan di pasar internasional,” pungkasnya.
Sekretaris Badan Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Hari Maryadi menjamin produk ikan patin yang diekspor telah sesuai dengan standar mutu ekspor.
“Ini dikarenakan hal tersebut merupakan poin penting sebelum melakukan ekspor barang. Jadi kita memastikan mutu produk itu dari hulu, untuk memastikan ini kita juga terus bersinergi dengan pemda dan instansi,” papar Hari.
[Gambas:Video CNN]
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA