Jakarta, CNN Indonesia —
Sekelompok ilmuwan mengungkap bahaya yang mengancam dan serius dari mikroplastik. Simak penjelasannya.
Mikroplastik merupakan polusi yang telah dikaji sejak 20 tahun yang lalu. Hampir 7.000 jurnal tentang polusi mikroplastik telah diterbitkan.
Polusi mikroplastik ini telah tersebar luas, bahkan wilayah-wilayah terpencil dapat ditemukan polusi ini. Hal ini disebabkan karena manusia telah menggunakan plastik dalam hal apapun, mulai dari bungkus makanan, alat-alat industri, pakaian, kendaraan, bahkan kosmetik.
Mikroplastik secara umum diterima sebagai partikel plastik berukuran 5 mm atau kurang dalam satu dimensi. Beberapa mikroplastik sengaja ditambahkan ke dalam produk, seperti microbeads pada sabun wajah.
Sebagian lainnya diproduksi secara tidak sengaja ketika benda-benda plastik yang lebih besar terurai-misalnya, serat yang dilepaskan ketika Anda mencuci jaket bulu poliester.
Namun, sains belum menentukan kecepatan penguraian plastik yang lebih besar menjadi mikroplastik. Para pakar juga masih meneliti seberapa cepat mikroplastik menjadi “nanoplastik” atau partikel yang lebih kecil dan tidak terlihat oleh mata.
Ribuan penelitian sudah lebih dari cukup untuk menunjukkan bahaya mikroplastik. Tindakan global secara kolektif sangat diperlukan untuk mengatasi masalah ini.
“Setelah 20 tahun penelitian, sudah ada bukti yang jelas dari bahaya polusi mikroplastik dalam skala global. Termasuk bahaya fisik terhadap hewan liar, merugikan bagi masyarakat dan budaya, dan semakin banyak bukti yang menunjukkan dampak buruk terhadap manusia,” ucap Richard Thomson OBE FRS, Kepala Unit Penelitian Sampah Laut Internasional di University of Plymouth, melansir Phys (19/9).
“Ditambah fakta bahwa mikroplastik adalah polusi yang susah hilang, dan ketika mencemari lingkungan mereka hampir mustahil untuk dihilangkan,” lanjut dia.
Thompson menjelaskan jumlah sampah plastik meningkat 50 persen dalam 20 tahun terakhir. Hasilnya mikroplastik dapat ditemukan di manapun, dalam makanan dan minuman, dalam organ dari 1.300 atau lebih hewan laut dan darat, dan di dalam organ manusia.
Kini diprediksi hampir 40 megaton mikroplastik tercemar ke lingkungan per tahunnya. Angka tersebut dapat berkembang hingga dua kali lipat di tahun 2040.
Polusi ini diprediksi akan menyebabkan kerusakan lingkungan berskala luas pada abad selanjutnya.
Sabine Pahl, Professor di University of Vienna dan Professor Kehormatan di University of Plymouth menambahkan “Polusi plastik jelas disebabkan oleh tindakan manusia. Itulah mengapa kita perlu penelitian tentang persepsi risiko dan manfaat plastik, serta faktor pendorong dukungan dan perubahan kebijakan lainnya, yang mengintegrasikan perspektif ilmu sosial.”
Kepedulian masyarakat terhadap mikroplastik semakin meningkat. Hal ini diperparah dengan kemungkinan paparan jangka panjang, mengingat mikroplastik hampir tidak mungkin dihilangkan dari lingkungan.
Polusi mikroplastik adalah hasil dari tindakan dan keputusan manusia. Oleh karena itu, manusia juga yang harus menciptakan solusi dari permasalahan tersebut.
Beberapa negara telah menerapkan undang-undang yang mengatur mikroplastik. Namun, hal ini tidak cukup untuk mengatasi tantangan yang ada.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kemudian menyepakati sebuah perjanjian baru, Global Plastic Treaty, yang bertujuan untuk menurunkan produksi plastik secara global. Perjanjian ini juga harus mencakup langkah-langkah untuk mengurangi mikroplastik secara khusus.
(wnu/dmi)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA