Jakarta, CNN Indonesia —
Tim penyidik dari KPK Korea Selatan terlibat bentrokan fisik dan saling dorong dengan pasukan pengamanan presiden, di tengah upaya penangkapan Presiden Yoon Suk Yeol pada Rabu (15/1) pagi waktu setempat.
Dilansir AFP, penyidik yang datang sejak dini hari untuk melaksanakan surat perintah penangkapan Yoon, kembali dihalangi oleh pasukan pengawal presiden.
Menurut saksi mata di lokasi, tim gabungan penyidik dan aparat kepolisian telah berusaha memasuki kompleks kediaman Yoon. Namun upaya itu dihalangi oleh personel pengamanan.
Laporan media Korsel Yonhap menyebut para penyidik kemudian terlibat keributan saat mencoba memasuki kediaman Yoon secara paksa.
Selain aksi saling dorong, kedua pihak juga terlibat baku pukul di depan rumah Yoon. Imbas keributan ini, satu orang terluka dan telah dibawa oleh petugas pemadam kebakaran.
Tak hanya lewat gerbang depan rumah Yoon, tim dari penyidik juga berusaha memasuki kediaman presiden melalui jalur bukit di dekat kediaman presiden yang dimakzulkan itu.
Jalan utama di depan rumah Yoon ditutup total dengan barikade bus polisi. Sementara sekitar 6.000 pendukung garis keras Yoon juga disebut berkumpul di luar, untuk menghalangi penangkapan.
Ini adalah upaya kedua dari tim penyidik Korsel menangkap Yoon usai penetapan darurat militer Desember lalu, dan dituduh melakukan penyalahgunaan kekuasaan.
Jika surat perintah penangkapan berhasil dilaksanakan, maka Yoon akan menjadi presiden Korsel pertama yang ditangkap saat masih menjabat.
Tim hukum Yoon Suk Yeol mengatakan surat perintah penangkapan itu ilegal. Kepala staf Yoon juga sudah mengajukan permohonan agar upaya penangkapan itu dihentikan.
Sebelumnya sidang perdana pemakzulan Yoon Suk Yeol di Mahkamah Konstitusi pada Selasa (14/1) siang, hanya berlangsung selama empat menit. Sidang berlangsung singkat karena Yoon tidak hadir.
(dna/dna)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA