Pramono Respons Warga Tolak Pengolahan Sampah RDF Rorotan


Jakarta, CNN Indonesia

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung merespons penolakan warga soal Refuse Derived Fuel (RDF) Plant di Rorotan, Jakarta Utara.

Pramono mengatakan ada dua problem terkait RDF Rorotan. Pertama masalah pengangkutan dan sampah yang belum diolah menimbulkan bau.



ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Jadi RDF Rorotan sebenarnya permasalahannya bukan di RDF-nya, karena sebenarnya kita sudah commissioning sampai dengan 1000-1.200. Saya mengakui secara jujur, problemnya adalah di pengangkutan dan sampahnya,” kata Pramono di Jakarta Pusat, Senin (3/10).

Pramono mengatakan sampah yang dikirim ke Rorotan seharusnya hanya ditampung maksimal dua hingga lima hari.





Dalam praktik pengangkutan sampah, ia mengatakan air lindi tumpah di jalanan dan menimbulkan bau.

“Kemarin mobil yang mengangkut itu air lindinya bertebaran. Itu yang kemudian menyebabkan yang pertama bau ke mana-mana,” ujarnya.

Persoalan kedua, Pramono mengatakan sebagian sampah yang belum sempat diolah memang mencemarkan bau. Ia mengaku dalam waktu dekat akan mengunjungi fasilitas pengolahan sampah itu.

“Ketika sampah yang tadi belum diolah, itu sudah menimbulkan bau. Padahal untuk Rorotannya sendiri sebenarnya sudah tertangani, mungkin dalam waktu dekat saya akan ke lapangan dan saya juga akan menerima warga yang mengeluh tentang RDF Rorotan, karena RDF Rorotan apapun harus diselesaikan,” ujarnya

Melansir Antara, warga dari sejumlah kluster perumahan di sekitar RDF Plant Rorotan akan menggelar unjuk rasa agar lokasi pengolahan sampah yang ada di kawasan tersebut ditutup.

“Kami berharap RDF ini ditutup karena sudah tiga kali melakukan uji coba tapi hasilnya masih berdampak kepada warga. Ada yang sakit mata, batuk pilek, hingga Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA),” kata Koordinator Forum Warga & Ketua RT.18 Cakung Timur (Shinano, Mahakam & Savoy JGC) Wahyu Andre Maryono di Jakarta, Senin.

Menurutnya, tiga kali uji coba (Februari-Maret 2025, Juni-Juli 2025, dan Oktober-November 2025) di RDF Rorotan hasilnya tetap sama, yakni masih mencemari udara dan lingkungan yang berdampak langsung kepada masyarakat sekitar.

(yoa/fra)


Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA