Jakarta, CNN Indonesia —
Bandara Internasional Kuala Lumpur Malaysia (KLIA) menjadi bahan ledekan di media sosial setelah atap Terminal 1 mengalami kebocoran saat hujan deras melanda kawasan tersebut pada 14 November 2025.
Bocor yang terjadi bukan sekadar tetesan air, tapi sampai mengalir deras bak air terjun dari langit-langit. Hal ini membuat netizen membandingkannya dengan atraksi Jewel di Bandara Changi, Singapura.
Menurut laporan The Straits Times, bocor tersebut terjadi di dekat konter check-in Qantar Airways, sekitar pukul 16.15 waktu setempat, menurut pengakuan pengelola bandara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Insiden terjadi setelah hujan deras yang luar biasa di area tersebut,” kata pengelola bandara. “Pekerjaan penanganan, pembersihan, dan pemulihan dilakukan dengan segera dan dilanjutkan dengan lebih intensif setelah kondisi cuaca mereda.”
Luapan air yang datang dari langit tersebut langsung memenuhi lantai dan disebut pengelola sudah dibersihkan dalam waktu 1,5 jam. Setelah itu, kontel check-in K dan L dibuka kembali setelah sistem dinilai aman untuk digunakan.
Menurut pengelola, fungsi inti bandara di antaranya pemrosesan penumpang, pergerakan terminal, dan sistem utama seperti aerotrain dan sistem penanganan bagasi, tidak terdampak akibat insiden tersebut.
“Pemeriksaan teknis masih berlangsung dan beberapa fungsi pendukung masih dalam pemantauan ketat,” kata mereka.
Menurut laporan The Star Malaysia dan VN Express, kebocoran air di Terminal 1 tersebut terjadi karena kesalahan kontraktor selama pekerjaan perbaikan atap dan waterproofing yang sedang berlangsung.
Namun insiden yang kemudian viral ini sudah menjadi bahan ledekan netizen. Mereka menilai insiden tersebut sebagai Jewel 2, alias saingan atraksi air terjun buatan yang ada di Bandara Internasional Changi Singapura.
The Strat Times menyebut gangguan ini bukan yang pertama terjadi di bandara besar Malaysia tersebut. Terakhir kali gangguan di bandara terjadi pada 28 Oktober 2025 berupa gangguan layanan kereta bandara.
Wakil Menteri Perhubungan Hasbi Habibollah sebelumnya telah menyampaikan kepada Parlemen Malaysia bahwa sistem kereta udara bandara mengalami 19 gangguan antara 2 Juli dan 30 September 2025.
Terjadi juga pemadaman listrik di Terminal 2 bandara pada 2 Agustus akibat arus sirkulasi di dalam kabel bawah tanah.
(end)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA









