Jakarta, CNN Indonesia —
Sebanyak enam dana kantor keluarga kaya atau family office di Singapura yang menikmati insentif pajak diduga terlibat dalam kasus pencucian uang yang dilakukan 10 orang asing.
Orang asing itu telah ditangkap atas kasus pencucian uang terbesar di Singapura.
Melansir Straits Times, Rabu (3/7), dugaan muncul setelah regulator keuangan Singapura memperketat pemberian insentif pajak kepada sejumlah family office. Pengetatan dilakukan buntut pencucian uang yang dilakukan oleh 10 orang asing.
Setelah pengetatan dilakukan, mereka membentuk panel untuk menyaring para family office yang mengajukan permohonan insentif pajak ke pemerintah Singapura untuk mengusut dugaan atau risiko terjadinya pencucian uang di kantor itu.
Keterlibatan enam family office dalam dugaan kasus pencucian uang diketahui ketika Calon Anggota Parlemen Usha Chandradas bertanya kepada Perdana Menteri Lawrence Hong berapa banyak family office yang terkait dengan 10 terpidana asing yang diberikan keringanan pajak.
Mewakili Lawrence Hong, Wakil Perdana Menteri Gan Kim Yong kemudian mengatakan bahwa ada enam family office yang berkaitan dengan 10 terpidana tersebut.
Family office merupakan organisasi yang didirikan untuk mengelola kekayaan satu atau beberapa keluarga. Di Singapura, family office tidak perlu terdaftar atau dilisensikan oleh Otoritas Moneter Singapura (MAS) karena mereka tidak mengelola dana pihak ketiga.
Gan Kim Yong mengatakan manfaat pajak yang diberikan MAS ditarik pada awal tahun keuangan pemilik family office didakwa atau dihukum.
“Manfaat pajak yang diberikan sebelumnya tidak akan ditarik kembali, kecuali ada pelanggaran terhadap ketentuan pemberian insentif pajak pada saat itu,” katanya.
Ia menambahkan bahwa aset milik terpidana yang terlibat dalam kasus itu telah disita. Nilai total aset yang disita itu jauh melebihi manfaat pajak yang diberikan kepada dana family office.
Di Indonesia sendiri, pemerintah berencana membentuk family office di Indonesia. Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun mengumpulkan sejumlah menteri dalam rapat internal di Istana Negara Jakarta, Senin (1/7).
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengklaim keluarga kaya di luar negeri tertarik menyimpan uangnya di Tanah Air. Dengan begitu, devisa negara menjadi kian kuat.
“Jadi, bisa dibayangkan kalau kita bisa dapat (dari family office) awal-awal sebesar US$100 juta, US$200 juta sampai US$1 miliar, kan bagus. Gak ada ruginya,” jelas Luhut.
[Gambas:Video CNN]
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA