Air zamzam, yang pertama kali ditemukan 2000 tahun sebelum Masehi, dipercaya memiliki berbagai khasiat. Simak penelitian ilmiah terkait manfaat air ‘temuan’ Nabi Ismail ini.
Kisah mengenai air zamzam telah tertulis di berbagai kitab suci, mulai dari Taurat, Alkitab, hingga Alquran. Dalam sejarah singkatnya, air zamzam bermula dari kegelisahan Hajar bersama putranya, Ismail, yang ditinggal Nabi Ibrahim di wilayah gurun yang kering dan tandus.
Air yang disucikan umat Muslim ini dipercaya dapat mengobati berbagai penyakit. Sejumlah penelitian menyebut air ini efektif mengobati kanker dan menghambat pertumbuhan tumor.
Saking percaya khasiat ‘ajaib’ air tersebut, jemaah haji selalu termotivasi membawakan air zamzam buat keluarga dan kerabatnya di tanah air bahkan hingga menyelundupkannya di koper.
Lantas, benarkah khasiat tersebut secara ilmiah?
Dalam jurnal ilmiah bertajuk ‘Composition, hydrology, and health benefits of Zamzam Water’ yang terbit terbit di jurnal ResearchGate pada 2021, sejumlah ahli dan praktisi kesehatan dari Arab Saudi hingga Sudan mengungkap kandungan mineral unik pada air zamzam yang berpotensi berkhasiat dan tidak berkhasiat tubuh.
Studi tersebut merangkum berbagai penelitian dan ditulis oleh 11 pakar bidang kesehatan dari berbagai universitas dan lembaga di dunia Arab.
Di antaranya, Amira Y. Boshra dari Majmaah University; Abdalbasit A. Mariod, University of Jeddah; Fatima A. Ali Massad, Sudanese Researchers Foundation; dan Eshraga M. Abdalrahman, Sudan University of Science and Technology.
“Air zamzam berbeda dengan air biasa. Endapan mineral menunjukkan bersifat basa dan secara biologis tidak memiliki pertumbuhan biotik, serta tidak menunjukkan tanda-tanda toksisitas (kemampuan buat meracuni badan),” kata para peneliti.
Kandungan air zamzam
Dibanding air biasa, air zamza memiliki daya tahan dan komposisi yang lebih unggul.
Merujuk penelitian B. Shomar berjudul ‘Zamzam water: Concentration of trace elements and other characteristic’ (2012), kualitas air zamzam tidak berubah selama 24 bulan.
Selain itu, air zamzam terdeteksi bersifat basa dengan tingkat pH rata-rata 8, sementara air minum biasa pH sekitar 7. Kemudian konsentrasi NO3 air zamzam menunjukkan nilai tiga kali lebih tinggi dari standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Tidak hanya itu, rata-rata kalsium (Ca) dan Kalium (K) di air zamzam masing-masing adalah 95 dan 50 mg/L.
Penelitian lainnya mengungkap konsentrasi 34 unsur yang ada di air zamzam, termasuk Ca, Magnesium (Mg), Natrium (Na), dan Chlorine (Cl), lebih tinggi daripada air alami. Bukan itu saja, ditemukan juga jejak langka kromium (Cr), mangan (Mn), dan titanium (Ti) di air zamzam.
Sedangkan, unsur-unsur berbahaya buat makhluk hidup seperti arsenik, kadmium, timbal, dan selenium ditemukan di bawah tingkat risiko untuk air minum manusia.
Antimikroba
Mikroorganisme merupakan penyebab paling umum infeksi pada manusia. Bakteri patogen seperti Escherichia coli dan Salmonella menyebabkan kematian organ-organ lunak. Selain itu, penyakit jamur seperti Candida albicans juga menjadi penyebab utama kematian.
Para peneliti mengatakan dengan komposisi kandungan tersebut, termasuk kalsium dan magnesium, air zamzam memiliki komposisi yang unggul dibandingkan jenis air lainnya.
“Air ini juga mengandung fluorida yang memiliki efek pembasmi kuman, yang membuat pertumbuhan alga sangat sulit untuk menghasilkan perubahan rasa dan bau,” kata studi tersebut.
“Kriteria ini memberikan karakteristik air zamzam tidak ada pertumbuhan bakteri dan menjadikannya antioksidan untuk melawan begitu banyak penyakit dan komplikasinya.”
Penelitian turut menggarisbawahi tidak ada pencemaran bakteri E.coli pada semua sampel zamzam.
“Banyak penelitian melaporkan tidak ada tanda-tanda pertumbuhan mikroba dalam air zamzam. Pertumbuhan rata-rata dan flora biasanya terdapat di sebagian besar sumber daya air,” kata para peneliti.
Anti-kanker di halaman berikutnya…
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA