Jakarta, CNN Indonesia —
Kepolisian mengungkap dua pihak yang terlibat kericuhan di Teras Malioboro 2, Yogyakarta, pada Sabtu (13/7) saling klaim kena pukul terlebih dulu. Kericuhan terjadi antara pedagang kaki lima (PKL) dan personel keamanan di kawasan Malioboro.
“Dari TM2 (pedagang Teras Malioboro 2) ingin kembali berjualan di selasar pedestrian, tapi aturan pemda mereka tetap di dalam sehingga terjadi gesekan,” kata Kapolresta Yogyakarta, Kombes Pol Aditya Surya Dharma di lokasi, Sabtu (13/7).
Ia mengatakan polisi menerima informasi baik pihak PKL dan UPTD Malioboro sama-sama mengklaim kena pukul dalam insiden itu. Aditya menyebut kericuhan itu mereda setelah jajarannya turun tangan menengahi keributan.
“Biarpun tadi menurut pengakuan pihak UPT maupun PKL ada yang merasa kena pukul,” katanya.
Namun demikian, kata dia, sejauh ini belum ada laporan kepolisian mengenai pemukulan atau penganiayaan ini.
“Siapa yang memukul siapa ini masih kita dalami. Mungkin nanti ada yang merasa kena pukul kami persilakan untuk membuat laporan ke kepolidian,” tuturnya.
Lebih jauh, ia mengimbau kepada siapa saja untuk bisa menjaga kondusifitas di kawasan perekonomian sekaligus wisata ikonik milik Kota Gudeg ini. Terlebih, pada musim liburan ini Yogyakarta tengah diserbu pelancong.
“Kami mengimbau kepada masing-masing pihak untuk sama-sama menahan diri. Situasi di sekitar di Malioboro bisa dilihat masih banyak pengunjung wisatawan yang mau berkunjung maupun berbelanja. Sehingga sekali lagi saya mengimbau untuk menahan diri untuk tidak terjadi eskalasi yang lebih buruk,” ujar dia.
Berdasarkan pantauan di lokasi, situasi di Teras Malioboro 2 sudah kondusif. Sementara para PKL yang sempat bersitegang tadi masih berada di dalam area Teras Malioboro 2.
Sebelumnya, aksi ratusan pedagang Teras Malioboro 2, Yogyakarta, sempat memanas dan terjadi aksi saling dorong antara pedagang dengan petugas.
Insiden ini diawali penutupan pintu akses masuk di sisi barat oleh personel keamanan yang bertugas di kawasan Malioboro.
Penutupan kedua gerbang berlangsung setelah Magrib, Sabtu (13/7). Hingga akhirnya terjadi aksi saling dorong antara pedagang dan petugas yang berjaga. Kericuhan juga sempat terjadi saat pedagang bertahan di dalam kompleks Teras Malioboro 2.
Beberapa pedagang memilih untuk berdagang dari sisi dalam. Barang-barang yang tergantung di pagar diambil oleh sejumlah petugas berjaga yang menggunakan seragam hitam.
“Tadi dari pihak keamanan lakukan blokade atau penutupan gerbang depan sehingga memang tidak ada akses keluar untuk teman-teman pedagang untuk keluar jadi tadi sempat dorong-dorongan dan juga memang sedikit memanas,” jelas Ketua Paguyuban Koperasi Tri Dharma Arif Usman, ditemui di lokasi aksi Teras Malioboro 2, Sabtu (13/7) malam, mengutip Detik.
Arif menyebut aksi ini merupakan fase kekecewaan para pedagang Teras Malioboro 2. Pedagang memilih untuk berjualan di luar atau selasar pedestrian Malioboro sebagai protes atas lambatnya respons pemerintah. Aksi berjualan di sisi luar sudah berlangsung sejak Jumat (12/7) sore.
Aksi ini memuncak karena sebelumnya telah ada audiensi. Tepatnya antara pedagang Teras Malioboro 2 yang berlangsung di Kantor DPRD DIY. Hanya saja pertemuan ini hanya diwakili oleh Pemda DIY, sementara Pemkot Jogja absen.
Aksi ini, lanjutnya, tak hanya terfokus pada berjualan di selasar pedestrian Malioboro. Namun lebih kepada pelibatan para pedagang dalam relokasi Teras Malioboro jilid 2. Sehingga penempatan dan penentuan lokasi tidak berlangsung sepihak.
(kum/dmi)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA