Jakarta, CNN Indonesia —
Survei AP-NORC Center for Public Affairs Research menunjukkan 70 persen warga Amerika Serikat tidak yakin bahwa Presiden petahana Joe Biden memiliki kapasitas mental untuk menjadi presiden.
Jumlah tersebut mewakili nyaris separuh anggota Partai Demokrat dengan berpandangan serupa. Ini merupakan peningkatan signifikan sejak Februari, ketika hanya sekitar sepertiga anggota Demokrat mengatakan mereka tidak yakin dengan kemampuan Biden.
New York Times melaporkan nyaris dua pertiga anggota Demokrat mendesak Biden untuk mundur dalam pemilihan presiden (pilpres) pada 5 November mendatang. Demokrat meminta sang presiden mengizinkan mereka untuk memilih calon lain sebagai gantinya.
Desakan ini terjadi lantaran Partai Demokrat khawatir bahwa Biden tak bisa lagi memenangkan pilpres. Kekhawatiran ini terus meningkat seiring waktu, terutama setelah debat Biden dengan Donald Trump pada 24 Juni lalu.
Performa Biden begitu buruk hingga Demokrat sangsi presiden 81 tahun itu bisa kembali memimpin AS di masa mendatang.
Jika melihat survei AP-NORC Center for Public Affairs Research, hanya 37 persen anggota Partai Demokrat yang berpikir bahwa Biden bisa menang.
Angka ini berbanding terbalik dengan hasil survei terhadap anggota Partai Republik di mana 72 persen percaya Trump mampu memenangkan kursi kepresidenan.
Ini bukan survei pertama yang mendapati mayoritas pemilih menyangsikan Biden. Pada awal Juli, survei nasional New York Times/Siena juga menunjukkan nyaris setengah anggota Demokrat mengatakan Biden harus menyingkir dari pilpres.
Di tengah desakan mundur ini, nama Kamala Harris muncul dan menguat di antara para kader Demokrat.
Dalam survei AP-NORC Center for Public Affairs Research, 43 persen responden memiliki pendapat baik tentang wakil presiden 59 tahun tersebut. Bahkan dari Demokrat mencapai 74 persen.
Tiga puluh persen publik berpikir bahwa Harris akan menjadi presiden yang baik. Angka ini termasuk 58 persen dari Demokrat dan 20 persen dari independen.
Survei AP-NORC Center for Public Affairs Research dilakukan pada 11-15 Juli terhadap 1.253 warga AS.
(blq/bac)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA