Jakarta, CNN Indonesia —
Para ilmuwan baru-baru ini menemukan bukti langsung keberadaan gua di permukaan Bulan. Para peneliti percaya, dengan temuan ini, masih banyak gua yang belum ditemukan di Bulan.
Gua ini diklaim dapat menjadi tempat berlindung manusia dari kerasnya lingkungan Bulan, termasuk dari paparan radiasi dan suhu ekstrem.
Gua ini ditemukan di Sea of Tranquility, sekitar 400 kilometer dari Mare Tranquillitatis yang merupakan tempat pendaratan misi Apollo 11 pada tahun 1969. Untuk menemukan gua tersebut, tim peneliti mempelajari arsip pengukuran radar dari lubang yang ditemukan di dataran luas tersebut.
NASA Lunar Reconnaissance Orbiter mengumpulkan data radar pada tahun 2010 dengan menggunakan panjang gelombang untuk mendeteksi apa yang ada di bawah permukaan. Para peneliti, dalam studi yang terbit di Jurnal Nature Astronomy, kemudian menganalisis data tersebut dan menemukan ruang kosong di kedalaman bawah tanah 130 hingga 170 meter.
Gua tersebut memiliki lebar setidaknya 45 meter dan panjang antara 30 dan 80 meter, bisa jadi hanya bagian awal dari rongga tabung yang lebih panjang yang dibentuk oleh lava.
“Gua-gua di Bulan masih menjadi misteri untuk waktu yang lama. Para ilmuwan berhipotesis tentang keberadaannya sejak lebih dari 50 tahun. Jadi, sangat mengejutkan ketika akhirnya kami dapat membuktikan keberadaan saluran bawah permukaan,” kata rekan penulis studi Leonardo Carrer, asisten profesor di departemen teknik informasi dan ilmu komputer di University of Trento di Italia, mengutip CNN, Senin (22/7).
Para peneliti dalam studi tersebut mengatakan penelitian dan eksplorasi gua bulan di masa depan dapat memberikan wawasan baru tentang evolusi Bulan dan vulkanisme bulan.
“Gua-gua tersebut merupakan lingkungan unik yang menyimpan sejarah Bulan,” kata salah satu penulis studi Lorenzo Bruzzone, seorang profesor telekomunikasi dan direktur Laboratorium Penginderaan Jauh di Universitas Trento.
“Analisis batuan di dalam gua-gua ini dapat memungkinkan (penemuan) baru yang berkaitan dengan evolusi Bulan, seperti timeline dan durasi aktivitas vulkanik Bulan serta komposisi sebenarnya dari mantel Bulan. Selain itu, (gua Bulan) dapat menjadi alternatif atau integrasi ke pangkalan di permukaan Bulan,” tambahnya.
Gua bulan ditemukan di Sea of Tranquility, sekitar 400 kilometer dari Mare Tranquillitatis yang merupakan tempat pendaratan misi Apollo 11 pada tahun 1969. (Foto: NASA/GSFC/Arizona State University
|
Tempat berlindung
NASA, lembaga antariksa Amerika Serikat, mengungkap bahwa suhu di permukaan Bulan cukup ekstrem. Misalnya, di dekat khatulistiwa Bulan, suhunya bisa mencapai rata-rata 121 derajat Celsius pada siang hari, dan turun drastis hingga -133 derajat Celsius pada malam hari.
Para peneliti dari studi pada Juli 2022 yang mengamati sejumlah lubang di Bulan menemukan tempat berlindung yang teduh jauh lebih stabil secara termal dan secara stabil tetap berada pada suhu sekitar 17 derajat Celsius.
“Memiliki bukti tambahan tentang gua yang memanjang dari lantai Mare Tranquillitatis Pit benar-benar menarik,” kata Tyler Horvath, seorang mahasiswa doktoral ilmu planet di University of California, Los Angeles, yang merupakan penulis utama studi tahun 2022.
“Gua-gua di Bulan dapat memberikan banyak manfaat bagi para astronaut dan wahana penjelajah karena mereka dapat berlindung dari bahaya di permukaan Bulan seperti radiasi, mikrometeorit, dan suhu yang ekstrem, yang juga dapat membuka peluang bagi kehadiran manusia dalam jangka panjang dan berskala besar di Bulan,” tambah Horvath. Ia tidak terlibat dalam penelitian baru ini.
Horvath mengatakan bulan memiliki lebih dari 200 lubang yang diketahui seperti yang ada di Mare Tranquillitatis, tapi kemungkinan hanya sedikit yang meluas ke gua-gua. Beberapa tabung lava juga bisa jadi tidak dapat diakses karena puing-puing yang menghalangi lorong-lorong tersebut.
Ciri-ciri bagian dalam gua yang baru ditemukan ini masih belum jelas hingga wahana antariksa atau eksplorasi manusia dapat memberikan lebih banyak informasi. Menurut Horvath bagian dalamnya mungkin tampak mirip dengan tabung lava yang terbentuk di Bumi, tapi jauh lebih besar.
Paul Hayne, profesor di departemen ilmu astrofisika dan planet di University of Colorado, Boulder, menambahkan gua itu mungkin akan terlihat seperti dinding yang halus kecuali lokasi lava yang menetes mungkin telah membentuk tonjolan dan tonjolan yang dikenal sebagai lavakel, dan gua itu akan gelap gulita, kecuali di mana sinar matahari mencapai dan memantul dari lantai lubang.
Hayne mengatakan ukuran gua yang besar tidak mengherankan, karena gravitasi Bulan yang lebih rendah dan efeknya terhadap stabilitas tabung lava, dengan gua yang lebih besar dapat terbentuk dengan risiko runtuh yang lebih kecil.
Sebagian besar tabung lava di Bumi ditemukan di Hawaii, Kepulauan Canary, Australia, dan Islandia, dan berdiameter antara 33 hingga 98 kaki. Sebuah penelitian pada Agustus 2020 menunjukkan bahwa tabung lava di bulan dapat mencapai diameter 1 kilometer,
“Kita tidak perlu terlalu terkejut jika eksplorasi di masa depan mengungkap gua yang lebih besar lagi. Kami mendapatkan gambaran sekilas tentang sistem pipa vulkanik internal Bulan,” kata Hayne.
(tim/dmi)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA