Daftar Isi
Jakarta, CNN Indonesia —
Deretan fenomena astronomi bakal menghiasi langit Indonesia pada Juli 2024, mulai dari fenomena Aphelion hingga puncak hujan meteor. Cek daftar lengkapnya.
Fenomena langit yang terjadi setiap bulannya selalu berbeda, mulai dari fenomena Bulan, Matahari, hingga objek langit lain yang ada di tata surya.
Beberapa fenomena langit yang terjadi pada Juli dapat dinikmati dengan mata telanjang, tapi ada beberapa fenomena yang perlu dilihat dengan menggunakan alat bantu seperti teropong atau teleskop.
Syarat untuk menikmatif fenomena langit tentu saja langit malam sedang cerah, tak tertutup awan tebal atau bahkan hujan.
Mengutip informasi dari akun resmi Observartorium Bosscha di Instagram, sejumlah fenomena langit itu akan terjadi mulai dari awal hingga akhir bulan Juli. Berikut daftarnya:
Konjungsi planet dan Bulan
Fenomena konjungsi merupakan peristiwa pertemuan atau papasan dekat semu antara dua objek di langit dari sudut pandang pengamat di Bumi.
Selama bulan ini, setidaknya dua kali papasan antara planet-planet dan Bulan. Pertama, pada 2 dan 3 Juli, menjelang fajar, Bulan akan tampak berdekatan dengan dua planet ‘tetangga’ Bumi, Mars dan Jupiter. Fenomena sama juga akan terjadi pada 30 dan 31 Juli, dengan komposisi serupa.
Selain itu, pada 25 Juli juga akan terjadi konjungsi Bulan-Saturnus sekitar pukul 03.45 WIB.
Aphelion
Fenomena Aphelion bakal terjadi pada 5 Juli. Aphelion merupakan fenomena ketika Bumi berada di titik terjauh dari Matahari.
Mengutip Time and Date, pada saat fenomena Aphelion tahun ini, jarak dari pusat Matahari ke pusat Bumi adalah 152.099.968 km atau sekitar 94.510.539 mil.
Aphelion terjadi karena orbit Bumi tidak sepenuhnya melingkar sempurna, tetapi berbentuk elips. Jarak Bumi dan Matahari bervariasi sekitar 3 persen sepanjang tahun.
Observatorium Bosscha mengungkap, di Indonesia fenomena Aphelion akan terjadi pada Jumat (5/7) pukul 12.06 WIB.
Fase Bulan baru
Fase Bulan baru ialah kondisi saat seluruh permukaan Bulan yang menghadap ke Bumi tidak memantulkan cahaya Matahari sama sekali. Fada fase ini Bulan akan berada di sisi Bumi yang sama dengan Matahari dan tidak akan terlihat di langit malam.
Fase Bulan baru akan terjadi pada 5 Juli pukul 22.57 UTC atau 6 Juli pukul 05.57 WIB di Indonesia.
Purnama Rusa
Fenomena Bulan Purnama Buck Moon atau Purnama Rusa akan terjadi pada 21 Juli 2024.
Bulan Purnama di bulan Juli ini disebut Purnama Rusa karena menandakan tanduk baru yang muncul di dahi rusa saat ini berlangsung.
Mengutip Space, biasanya Bulan purnama tidak sepenuhnya purnama. Kita selalu melihat sisi bulan yang sama, tetapi sebagian dari sisi tersebut berada dalam bayangan, karena rotasi bulan. Hanya ketika bulan, bumi dan matahari berada dalam posisi sejajar sempurna, barulah bulan akan menjadi 100 persen purnama.
Elongasi maksimum timur Merkurius
Elongasi maksimum merupakan fenomena ketika benda langit berada pada sudut tertinggi dari Matahari. Ketika elongasi maksimum terjadi, Merkurius akan berada pada sudut tertinggi dari Matahari.
Menurut NASA, pada elongasi timur, Merkurius akan terlihat di langit malam sebagai bintang senja karena tampak mengikuti Matahari dalam pergerakannya setiap hari melintasi langit akibat rotasi Bumi.
Fenomena ini bakal terjadi 22 Juli pada pukul 10.37 WIB.
Puncak hujan meteor Piscis Austrinid
Menurut Observatorium Bosscha puncak hujan meteor Piscis Austrinid akan terjadi pada pada 28 Juli.
Bosscha menyampaikan hujan meteor itu akan aktif pada 15 Juli hingga 10 Agustus yang dapat dilihat sejak pukul 19.51 WIB hingga menjelang fajar. Puncaknya terjadi pada tanggal 28 Juli dengan jumlah kira-kira 5 meteor per jam.
Fenomena ini bisa dilihat langsung tanpa alat bantu. Pengamat bisa melihat ke arah rasi bintang Piscis Austrinus untuk menyaksikan hujan meteor.
Puncak hujan meteor Delta-Aquariids Selatan
Hujan meteor Delta Aquariids akan menyapa langit malam mulai 12 Juli sampai 23 Agustus mendatang. Fenomena ini dapat dilihat sejak pukul 19.47 WIB hingga menjelang fajar.
Puncaknya terjadi pada 30 Juli dengan jumlah kira-kira 25 meteor per jam.
Hujan meteor Delta Aquariids memiliki pemandangan terbaik di belahan Bumi selatan. Namun, wilayah yang berada berada di sebelah utara seperti Amerika bagian utara masih dapat melihat fenomena ini.
(tim/dmi)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA