AS Beri Sanksi Jaringan Berbasis China Gara-gara Dukung Korut


Jakarta, CNN Indonesia

Amerika Serikat (AS) memberikan sanksi kepada jaringan yang berbasis di China karena dituding mendukung Korea Utara.

Gedung Putih pada Rabu (25/7) mengumumkan sanksi terhadap jaringan yang terdiri dari enam orang dan lima perusahaan di China yang dituduh mendukung program rudal balistik dan luar angkasa Korea Utara.

Jaringan tersebut diduga membantu Korea Utara dalam pengadaan barang-barang untuk program rudal balistiknya, yang menurut Departemen Keuangan AS dilakukan dengan “pelanggaran terang-terangan” terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengembangan teknologi rudal balistik yang berkelanjutan oleh Korea Utara “tidak bertanggung jawab dan mengganggu stabilitas kawasan dan komunitas internasional,” ujar Wakil Menteri Keuangan untuk Terorisme dan Intelijen Keuangan Brian Nelson dalam sebuah pernyataan seperti dikutip AFP.

“Amerika Serikat tetap berkomitmen untuk menggunakan alat kami untuk menegakkan sanksi internasional ini, termasuk mengganggu jaringan pengadaan ilegal yang memberikan masukan penting bagi teknologi ini,” sambungnya.

Departemen Keuangan AS mengatakan program rudal luar angkasa dan balistik Korea Utara memanfaatkan “jaringan luas” agen luar negeri untuk mendapatkan bahan-bahan yang dibutuhkan dari negara lain, termasuk personel di misi diplomatik dan kantor perdagangannya, “serta warga negara ketiga.”

Kemudian, Departemen Keuangan AS juga menuding mereka juga memanfaatkan perusahaan asing untuk membeli barang-barang yang dibutuhkan.

Di antara mereka yang dijatuhi sanksi oleh Departemen Keuangan AS adalah Shi Qianpei, seorang warga negara China yang dituduh bekerja dengan individu yang sebelumnya ditunjuk yang berbasis di Beijing untuk mendapatkan lembaran logam yang digunakan dalam produksi rudal Korea Utara.

Warga lain yang terkena sanksi termasuk Chen Tianxin, mitra bisnis dan istri Shi Qianpei, dan dua karyawannya, yang semuanya membantu upaya pengadaan, terang Departemen Keuangan AS.

(sfr)


Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA