Jakarta, CNN Indonesia —
Keamanan dan keselamatan merupakan hal terpenting dalam perjalanan, termasuk ketika memilih lewat jalur udara. Hal itu membuat persyaratan penumpang pesawat sangat ketat.
Bagi pelancong yang kerap bepergian lewat perjalanan udara atau penerbangan, tentu terbiasa melewati pemeriksaan keamanan saat berada di bandara sebelum naik pesawat.
Bahkan, biasanya pemeriksaan penumpang di bandara dilakukan dua kali, yakni sebelum check in dan sebelum boarding. Sejumlah barang mesti dilepas saat pemeriksaan, seperti jam tangan dan ikat pinggang.
Tak jarang juga petugas keamanan bandara meminta penumpang untuk melepas sepatu mereka ketika pemeriksaan. Ternyata, melepas sepatu merupakan aturan keamanan yang diberlakukan secara global.
Alasan kenapa perlu melepas sepatu ketika pemeriksaan keamanan di bandara, merujuk pada kejadian pada tahun 2001, saat seorang penumpang bernama Richard Reid mencoba membawa alat peledak yang disembunyikan di sepatu.
Peristiwa itu terjadi dalam penerbangan dari Paris, Prancis ke Miami, Amerika Serikat. Usai kejadian tersebut, pemangku kebijakan kemudian menggodok aturan baru untuk pemeriksaan di bandara.
Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat pada 2006, dengan Administrasi Keamanan Transportasi (TSA) menetapkan aturan melepas sepatu dalam pemeriksaan penumpang di bandara.
“Berdasarkan intelijen yang menunjukkan ancaman yang berkelanjutan, TSA mewajibkan penumpang melepas sepatu untuk menyaring bahan peledak,” bunyi pernyataan Departemen Keamanan Dalam Negeri AS.
Penumpang yang memakai sepatu bot atau sepatu hak tinggi kemungkinan besar bakal diminta melepas alas kaki mereka sebelum melewati pemindai saat pemeriksaan di bandara.
Situs web Bandara Gatwick juga menyebut, dengan melepas sepatu, perhiasan logam, ikat pinggang, atau benda lain yang dapat dilepas, bisa mengurangi keaktifan detektor logam walk-through.
(wiw)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA