Jakarta, CNN Indonesia —
Gangguan akses (down) pada sejumlah layanan Microsoft membuat penerbangan, saluran televisi, hingga bank di berbagai negara lumpuh pada Jumat (19/7).
Belakangan diketahui bahwa sistem keamanan dari perusahaan CrowdStrike disebut sebagai dalang gangguan pada perangkat dengan sistem operasi Microsoft di berbagai negara dan mengakibatkan kekacauan pada sistem komputer global.
Gangguan tersebut diduga karena proses pembaruan perangkat lunak atau update software yang dilakukan oleh CrowdStrike. Lantas, apa sebenarnya CrowdStrike?
CrowdStrike merupakan perusahaan keamanan siber asal Amerika Serikat yang membantu perusahaan mengelola keamanan di sektor IT. Microsoft sendiri merupakan salah satu klien mereka.
“CrowdStrike mengamankan area risiko yang paling kritis – endpoints dan beban kerja cloud, identitas, dan data – untuk menjaga pelanggan tetap terdepan dalam menghadapi serangan dan menghentikan penerobosan,” demikian keterangan perusahaan dalam laman resminya, dikutip Jumat (19/7).
CrowdStrike didirikan oleh eks karyawan McAfee, George Kurtz, pada 2012.
Crowdstrike membuat pelanggan mendapatkan keuntungan dari perlindungan yang unggul, kinerja yang lebih baik, pengurangan kompleksitas, dan ketepatan waktu terhadap nilai.
Mengutip CNN, Crowdstrike telah digunakan oleh banyak perusahaan Fortune 500, termasuk bank besar global, perusahaan layanan kesehatan, dan energi. Crowdstrike mendeteksi dan memblokir ancaman peretasan.
Seperti produk keamanan siber lainnya, perangkat lunak ini memerlukan akses tingkat mendalam ke sistem operasi komputer untuk memindai ancaman tersebut.
Perusahaan keamanan siber raksasa ini melakukan bisnis di seluruh dunia melalui penjualan perangkat lunak dan investigasi peretasan besar.
Perusahaan ini juga membantu menjalankan investigasi keamanan siber untuk pemerintah AS. Misalnya, Crowdstrike telah melacak peretas Korea Utara selama lebih dari satu dekade.
Crowdstrike juga ditugaskan untuk melacak kelompok peretas yang melakukan peretasan terhadap Sony Pictures pada tahun 2014 lalu.
Namun, Crowdstrike mungkin paling dikenal karena menyelidiki peretasan komputer Komite Nasional Demokrat oleh Rusia selama pemilu AS 2016.
Hal ini telah menjadi pusat teori konspirasi palsu sejak 2016, terutama setelah transkrip Gedung Putih mengungkapkan bahwa mantan Presiden Donald Trump menyebut Crowdstrike dalam percakapan teleponnya dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada bulan Juli 2016 yang berujung pada pemakzulan pertamanya.
CrowdStrike adalah pihak pertama yang secara terbuka menyuarakan kekhawatiran tentang campur tangan Rusia dalam pemilu tahun 2016. Penilaian Crowdstrike kemudian dikonfirmasi oleh badan intelijen AS.
[Gambas:Video CNN]
(lna/dmi)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA