Jakarta, CNN Indonesia —
Kalimantan disebut sebagai wilayah teraman dari gempa bumi, termasuk yang bersumber dari megathrust, di Indonesia. Meski demikian, sejumlah sesar terdeteksi ada di dekatnya. Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara belum bebas ancaman.
Dengan nilai proyek mencapai Rp1.457 triliun, IKN, yang ada di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, digunakan untuk upacara kenegaraan dalam rangka peringatan HUT RI ke-79.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan Pulau Kalimantan adalah satu-satunya pulau di Indonesia dengan tingkat aktivitas gempa yang rendah meskipun struktur sesar dan memiliki catatan aktivitas gempa bumi.
“Pulau Kalimantan masih relatif lebih aman jika dibanding daerah lain di Indonesia, seperti Pulau Sumatra, Jawa, Sulawesi, dan Papua yang memiliki catatan sejarah gempa merusak dan menimbulkan korban jiwa sangat besar,” ungkap dia, dalam keterangan di situs BMKG pada 2019.
Penyebabnya adalah, pertama, Kalimantan memiliki jumlah struktur sesar aktif yang jauh lebih sedikit daripada pulau-pulau lain di Indonesia.
Kedua, kata Dwikorita, Kalimantan lokasinya cukup jauh dari zona tumbukan lempeng (megathrust).
“Sehingga suplai energi yang membangun medan tegangan terhadap zona seismogenik di Kalimantan tidak sekuat dengan akumulasi medan tegangan zona seismogenik yang lebih dekat zona tumbukan lempeng.”
Ketiga, beberapa struktur sesar di Kalimantan kondisinya sudah berumur tersier. Alhasil, segmentasinya banyak yang sudah tidak aktif lagi untuk memicu gempa.
Kendati demikian, Dwikorita tetap mengantisipasi potensi bencana di wilayah pesisir Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan yang berhadapan dengan sumber gempa.
“Tata ruang pemanfaatan daerah pesisir harus berbasis mitigasi bencana, Ini penting guna mengantisipasi bencana tsunami di pantai rawan tsunami dan tangguh menghadapi tsunami,” katanya.
Peta megathrust
Menurut Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia Tahun 2017, megathrust terdekat dari IKN adalah Megathrust Northern Sulawesi. Letaknya ada di sebelah utara Pulau Sulawesi memanjang vertikal.
Thrust ini punya dimenasi 480 x 120 km, dengan slip-rate belum terdeteksi, serta memiliki magnitudo maksimum 8,5.
Area ini terdiri dari subduksi ganda Sangihe, yakni subduksi lempeng Laut Sulawesi (subduksi Minahasa) dan subduksi Sangihe; serta North Sulawesi Trench atau Minahasa Trench.
Megathrust ini tercatat banyak menghasilkan gempa besar dengan tsunami.
Sejumlah pakar dari China, dalam studi bertajuk Raised potential earthquake and tsunami hazards at the North Sulawesi subduction zone after a flurry of major seismicity, 2023, menyebut zona subduksi di wilayah ini, yakni Zona subduksi Sulawesi Utara (NSSZ), memang aktif.
Dari berbagai pemodelan tsunami dengan beberapa kekuatan gempa, para peneliti mewanti-wanti wilayah yang berada di pesisir utara Sulawesi, yakni Tolotoli, Boeol, Tolau, Genluma, Boroko, dan Manado.
Belum terlacak potensi ke IKN dan wilayah Kalimantan lainnya.
Peta sesar
Kalimantan memiliki beberapa sesar aktif yang masih berpotensi gempa kuat dan dangkal.
Dikutip dari jurnal ‘Study Seismotectonic Around Kalimantan Island Using Likelihood Method’ dari para peneliti di Jurusan Ilmu Bumi Fakultas Geologi Universitas Padjadjaran, 2021, Borneo memiliki setidaknya tiga sesar aktif.
Yakni, Sesar Meratus di Kalimantan Selatan, Sesar Mangkalihat di Kalimantan Timur, dan Sesar Tarakan di Kalimantan Utara.
Pertama, Sesar Tarakan yang terletak di bagian utara bagian dari Pulau Kalimantan, terbentang dari daratan ke laut lepas di bagian barat laut Sulawesi.
Peta megahrust Indonesia. (Foto: CNNIndonesia/Asfahan Yahsyi)
|
Kedua, Sesar Meratus, yang merupakan sesar naik yang ditemukan di selatan Kalimantan. Ketiga, Sesar Mangkalihat, yang adalah sesar peralihan, ditemukan di pantai timur Pulau Kalimantan dan terlihat bergabung dengan Sesar Palu Koro di barat laut-utara Sulawesi.
Beberapa peneliti sebelumnya (Hamilton, 1979; Moss dan Chamber, 1999; Aula dan Nichols, 2002; Simons, dkk. 2007; Hutchison, 2007), mengungkap beberapa sesar lain di Kalimantan, seperti Sesar Adang di Kalbar, Sesar Tinjia di Sarawak, Sesar Sangkulirang di Kalimantan Timur, dan Patahan Paternoster di Selat Makassar.
“Namun, beberapa daerah yang dekat dengan zona sesar utama di Kalimantan masih perlu diwaspadai karena ada kemungkinan gempa besar untuk terjadi di daerah tersebut,” kata para peneliti.
Sejumlah gempa bumi berkekuatan besar pun pernah terekam, termasuk gempa di Ranau, Sabah, dengan M 6 pada 5 Juni 2015. Lindu ini mengakibatkan 19 orang tewas, longsor di Gunung Kinabalu, dan kerusakan bangunan di Ranau.
Selain itu, ada gempa M 6,1 di Tarakan pada 21 Desember 2015; gempa M 5,7 di timur laut Tarakan pada 25 Februari 2015, dan gempa M 4,2 di Katingan 12 Juli 2018.
Belakangan, Kalimantan Timur sempat diguncang gempa M 4,6 yang dengan pusat di 97 km barat laut Kutai Barat, Selasa (20/6/2023) pukul 12.43.37 WIB. Gempa ini termasuk gempa dangkal lantaran kedalamannya hanya 10 km.
“Hal tersebut mengindikasikan bahwa 79 Kalimantan tidak sepenuhnya aman dari gempa sebagaimana dipahami oleh banyak orang,” menurut keterangan di Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia Tahun 2017.
[Gambas:Video CNN]
(tim/arh)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA