Dunia Lionel Messi seolah runtuh saat cedera di tengah laga final Copa America 2024, Senin (15/7) pagi WIB. Namun kosmos atau alam semesta untuk La Pulga masih membahana.
Tangis sang megabintang pecah di bench pemain. Ia tak kuasa menahan gelombang hati harus meninggalkan tim yang sedang berjuang mempertahankan gelar juara Copa America.
Sekilas, Argentina akan hancur. La Albiceleste akan berjuang melawan Kolombia yang tak kalah dalam 28 laga tanpa seorang jenderal yang inspiratif dan solutif.
Namun, air mata pedih Messi, membangkitkan hasrat pemain Argentina. Duka sang kapten tim membuat anak-anak asuhan Lionel Scaloni malah meledak-ledak seperti erupsi gunung berapi.
Ekspresi pemain Argentina tidak takut. Tak seperti diintimidasi. Tak hanya 11 pemain di dalam lapangan, yang di bangku cadangan juga menyiratkan kebangkitan.
Nicolas Gonzales yang masuk menggantikan Messi pada menit ke-66, kepalanya tegak. Seperti kuda kena cambuk, larinya kencang. Permainan keras Kolombia diterabas.
Rodrigo de Paul yang dikenal sebagai ‘tukang pukul’ Messi, tak lantas emosi. Pemain nomor tujuh ini malah main makin lugas, garang, dan tak mudah diprovokasi.
Angel Di Maria makin menjadi. Gocekannya kian licin. Seolah menyepuh seluruh kejeniusannya, pemain Benfica ini membuat lini pertahanan Kolombia kocar kacir.
Enzo Fernandez, Alexis Mac Allister, Julian Alvarez, juga Leandro Paredes juga mati-matian. Kehilangan Messi di dalam lapangan, membuat soliditas Argentina makin kuat.
Pada akhirnya perjuangan tanpa Messi itu membuat Giovani Lo Celso memberi umpan terobosan mematikan yang membuat Lautaro Martinez membobol gawang Kolombia dengan dingin.
Seusai kemenangan 1-0 atas Kolombia di Stadion Hard Rock pada Minggu (14/7) malam itu, kolumnis Argentina Antonio memuji Messi layaknya dewa Diego Maradona. Kosmos mendukung Messi.
Baca kelanjutan berita ini di halaman berikutnya>>>
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA