Jakarta, CNN Indonesia —
Amerika Serikat (AS) membatalkan pemberian hadiah senilai US$10 juta atau sekitar Rp162 miliar untuk siapa pun yang berhasil menangkap pemimpin Suriah yang baru, Ahmed al-Sharaa atau Abu Mohammad al-Julani.
Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Timur Tengah Barbara Leaf mengatakan, pembatalan itu dilakukan usai dirinya bertemu dengan Al-Sharaa. Ia mengaku mendapatkan pesan positif dalam pertemuan tersebut.
Pertemuan di atas merupakan kunjungan pertama diplomat AS ke Suriah sejak Presiden Bashar al-Assad digulingkan pada awal bulan ini. Diketahui, Al-Assad digulingkan oleh kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS).
AS sendiri sebenarnya telah menetapkan HTS sebagai organisasi teroris pada 2018 lalu. Al-Sharaa juga diketahui pernah bersekutu dengan Al-Qaeda.
Namun, Leaf mengatakan bahwa Al-Sharaa telah memberikan pesan positif, termasuk janji untuk memastikan bahwa ‘kelompok teroris’ tak akan menimbulkan ancaman.
“Berdasarkan diskusi kami, saya katakan kepadanya bahwa kami tidak akan meneruskan tawaran hadiah Rewards for Justice yang telah berlaku selama beberapa tahun,” ujar Leaf, melansir Al Jazeera.
Leaf juga mengaku telah mengkomunikasikan soal pentingnya inklusi dan konsultasi yang luar selama masa transisi ini.
“Kami sepenuhnya mendukung proses politik yang dipimpin dan dimiliki oleh warga Suriah yang menghasilkan pemerintahan yang inklusif dan representatif, yang menghormati hak-hak semua warga Suriah, termasuk perempuan, dan berbagai komunitas etnis dan agama di Suriah,” ujar Leaf.
Kunjungan Leaf ke Suriah terjadi saat negara-negara Barat tengah mempertimbangkan untuk mencabut titel ‘teroris’ pada HTS.
AS sendiri sebelumnya telah mengaku memiliki sekitar 2 ribu tentara di Suriah, dua kali lipat dari perkiraan sebelumnya.
AS mulai mengirimkan pasukan ke negara tersebut pada tahun 2014 dengan tujuan mengalahkan ISIS.
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA