Bisnis  

BI Yakin Rupiah Kokoh Usai Fed Turunkan Bunga Acuan


Jakarta, CNN Indonesia

Bank Indonesia (BI) yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat dan stabil mulai kuartal III 2024.

Salah satu pemicunya, Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) mereka prediksi menurunkan suku bunga acuan (Fed Fund Rate), yang kini sudah mencapai puncaknya.

Kepala Grup Departemen Pengelolaan Moneter & Aset Sekuritas BI Ramdan Denny Prakoso menyebut The Fed berpotensi besar memangkas suku bunga pada akhir 2024 atau tahun depan. Sebelum Covid-19, Fed Fund Rate berada di level 0,25 persen. Namun pasca-pandemi hingga saat ini, angkanya sudah mencapai 5,25 persen.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Dari 0,25 persen ke 5,25 persen kalau hitungan matematika itu kenaikannya 2.000 persen. Nah itu sudah sampai peak-nya dan semua menyakini akan turun,” ujarnya di Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, Senin (22/7).

Selain itu, imbuh Denny, bank sentral negara-negara maju juga mulai menurunkan suku bunganya. 

“Era suku bunga tinggi global akan mereda dan dimulai pada triwulan III 2024,” ucapnya.

Menurutnya, berakhirnya kebijakan suku bunga tinggi akan menyebabkan risk off dan negara berkembang bakal kecipratan aliran modal asing (capital inflow). Apalagi, Indonesia memiliki fundamental ekonomi baik antara lain inflasi terkendali di level 2,51 persen dan pertumbuhan ekonomi di 5,1 persen.

“Kalau negara yang tidak punya fundamental ekonomi sebagus Indonesia, itu tidak akan mendapatkan capital inflow,” pungkasnya.

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo buka suara soal pelemahan rupiah hingga tembus Rp16 ribu dan bertahan di level tersebut hingga saat ini.
Perry mengatakan kondisi mata uang Indonesia masih stabil bila dibandingkan beberapa negara lain, bahkan termasuk mata uang dengan kurs terbaik.

“Rupiah kita sangat stabil, salah satu yang terbaik di dunia dan kita terus melakukan suatu langkah-langkah stabilisasi nilai tukar,” kata Perry di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (14/6).

Kendati demikian, Perry memastikan Bank Indonesia telah melakukan berbagai intervensi. Salah satunya menarik portofolio asing ke dalam negeri.

Ia kemudian meminta publik membandingkan kondisi mata uang Indonesia dengan Korea Selatan, Filipina, Thailand, hingga Jepang. Sebab, depresiasi mata uang rupiah paling rendah dan stabil dibandingkan negara-negara tersebut.

“Rupiah di 16.300, tolong dilihat dari akhir tahun kemarin, Indonesia itu sangat rendah dan kalau dibandingkan dengan negara lain, sangat lebih rendah dari negara lain,” ujarnya.

[Gambas:Video CNN]

(pta/agt)



Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA