Jakarta, CNN Indonesia —
Pakar mengungkap berenang menyeberangi sungai menjadi cara baru singa jantan untuk memikat para betina. Simak penjelasannya.
Hal ini berdasarkan pengamatan para pakar terhadap dua singa bersaudara, Jacob dan Tibu, yang menyeberangi sungai sepanjang 1,6 kilometer di Kazinga Channel yang dipenuhi oleh buaya. Peristiwa ini sekaligus merupakan renang terpanjang oleh singa yang pernah terekam.
Para peneliti, dalam studi yang terbit pada Rabu (10/7) di Jurnal Ecology and Evolution, menduga apa yang dilakukan Jacob dan Tibu karena mereka sedang mencari betina.
Hal ini mereka lakukan setelah kalah dalam pertarungan dengan kelompok singa jantan lain. Mereka juga memilih cara ini untuk menghindari bertemu manusia di lokasi tersebut.
“Persaingan untuk mendapatkan singa betina di taman sangat ketat dan mereka kalah dalam memperebutkan kasih sayang betina pada saat-saat menjelang berenang, jadi kemungkinan besar keduanya melakukan perjalanan yang berisiko untuk mencapai betina di sisi lain saluran,” kata penulis utama studi Alex Braczkowski, peneliti Pusat Kesehatan Planet dan Ketahanan Pangan Universitas Griffith di Australia, mengutip CNN, Jumat (12/7).
Braczkowski telah mengamati Jacob selama delapan tahun dalam penelitian jangka panjangnya mengenai singa Afrika di Taman Nasional Queen Elizabeth di Uganda.
“Jacob telah menjalani perjalanan yang paling luar biasa dan benar-benar seekor kucing dengan sembilan nyawa,” kata Braczkowski.
“Saya berani bertaruh bahwa kita sedang melihat singa yang paling tangguh di Afrika: dia pernah ditanduk kerbau, keluarganya diracuni untuk perdagangan bagian tubuh singa, dia terperangkap dalam jerat pemburu, dan akhirnya kehilangan kakinya dalam upaya perburuan liar lainnya di mana dia terperangkap dalam perangkap baja,” tuturnya.
Pada akhir Januari, tim peneliti menyaksikan Jacob dan Tibu terlibat dalam dua perkelahian sengit dengan singa jantan lain dalam waktu 48 jam. Singa-singa lain berusaha mengusir Jacob dan Tibu dari wilayah mereka, dan Jacob menerima dampak paling parah.
Tibu memimpin singa-singa lain menjauh dari Jacob, dan tak lama kemudian, mereka mendekati sungai.
Kakak beradik ini melakukan tiga kali percobaan untuk menyeberangi sungai, dan kembali ke tepi pada dua percobaan pertama. Rekaman video menunjukkan jejak panas yang mengikuti kedua singa itu, yang mungkin adalah seekor buaya.
Braczkowski mengatakan, meski singa adalah predator yang menakutkan, buaya Nil dapat dengan mudah membunuh singa di dalam air. Buaya-buaya tersebut dapat memiliki berat hingga empat kali lebih besar dari singa jantan.
Buaya-buaya tersebut juga terlihat pernah menyantap singa-singa lain yang coba berenang di sungai tersebut.
Dengan hanya jeda singkat sekitar 15 menit di antara setiap percobaan, kakak beradik ini berhasil pada percobaan ketiga mereka. Keduanya membutuhkan waktu sekitar 45 menit untuk menyeberangi sungai.
“Kejutan terbesar adalah fakta bahwa mereka masuk ke dalam air yang berisi buaya dan kuda nil,” kata Braczkowski.
“Namun, menemukan betina untuk berkembang biak jelas lebih penting bagi singa jantan dibandingkan dengan kesejahteraan mereka sendiri atau potensi risiko terbunuh oleh buaya dan kuda nil,” tuturnya.
Singa-singa itu bisa saja menggunakan jembatan penghubung kecil, tetapi para peneliti menduga lalu lintas manusia di jembatan itu menghalangi kedua singa jantan itu untuk memilih jalur tersebut.
Craig Packer, pendiri dan direktur Lion Center di University of Minnesota, mengaku tidak terkejut dengan hasil penelitian ini. Packer tidak terlibat dalam penelitian ini, tetapi telah mendedikasikan puluhan tahun untuk mempelajari singa Afrika.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kucing besar seperti singa dan harimau dapat berenang jika diperlukan.
“Mereka memiliki kaki yang besar seperti piring, mereka kuat, dan mereka akan mencari betina di suatu tempat,” kata Packer setelah melihat video tersebut.
“Ada dorongan yang luar biasa untuk menyeberang,” punkgas dia.
(tim/dmi)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA