Jakarta, CNN Indonesia —
Ledakan bintang Nova, salah satu jenis ledakan bintang, diprediksi bisa dilihat dengan mata telanjang dari Bumi tahun ini, sebuah momen yang cuma sekali seumur hidup. Berikut cara lihatnya.
Ledakan ini berasal dari sistem bintang bernama T Coronae Borealis (juga dikenal sebagai T Cor Bor, T CrB, dan Bintang Blaze). Letaknya sekitar 3.000 tahun cahaya dari Bumi.
Artinya, ledakan ini terjadi 3.000 tahun lalu, dan ‘kiriman gambarnya’ baru sampai di Bumi tahun ini karena saking jauhnya jarak.
Sistem ini terdiri dari katai putih (white dwarf) kecil seukuran Bumi yang mengorbit bersama bintang raksasa merah, yaitu bintang mirip Matahari di usia lanjut dan kehabisan bahan bakar nuklir.
Katai putih itu menyedot hidrogen dari bintang raksasa merah di dekatnya, sehingga menyebabkan terjadinya penumpukan tekanan dan panas yang akhirnya memicu ledakan.
Ledakan bintang ini terlihat setiap 80 tahun sekali. Terakhir kali ledakan ini terlihat di Bumi adalah pada 1946.
Sementara, ledakan Nova pertama yang tampak di Bumi terjadi pada 1217, ketika kepala biara di Ursberg, Jerman, melihat “bintang redup yang untuk beberapa saat bersinar dengan cahaya yang sangat terang”.
NASA, dalam keterangan resminya, menyatakan “para astronom yakin ledakan tersebut akan terjadi lagi antara Februari dan September 2024.”
Di dalam Corona Borealis, terdapat bintik hitam. Para astronom di seluruh dunia sedang memantau titik tersebut, dan di situlah bintang “baru” akan muncul. Bintang itu akan tetap terlihat dengan mata telanjang selama sekitar satu minggu.
Laura Driessen, dari Fakultas Fisika Universitas Sydney, mengatakan kedua bintang itu cukup dekat sehingga tarikan gravitasi menyebabkan si katai putih menghisap materi.
“Ini adalah sistem bintang ganda dan sesekali terjadi ledakan, jadi ini adalah nova,” kata Driessen, mengutip The Guardian, Senin (8/7).
“Ketika kita berpikir tentang nova, kita sering berpikir tentang supernova, yaitu ketika bintang-bintang meledak di akhir hidupnya, tidak ada jalan untuk kembali. Tapi nova memiliki ledakan permukaan yang lebih kecil, berdasarkan akresi ini, pengumpulan materi,” lanjut dia.
Driessen mengatakan bintang itu selalu berubah-ubah, semakin terang dan semakin redup. Namun, sekitar 10 tahun sebelum ledakan, bintang ini mulai sedikit lebih terang, sebelum kemudian meredup lagi dalam beberapa bulan sebelum ledakan.
“Ini tidak benar-benar seperti jarum jam, ini berkaitan dengan penumpukan materi. Jadi, ini bukan angka yang pasti, tetapi kami memiliki peringatan dini ini,” ujar dia.
Meskipun fenomena spektakuler ini sudah pernah diamati sebelumnya, Driessen mengatakan bahwa ini adalah pertama kalinya fenomena ini dapat dipelajari dengan teknologi modern.
“Itulah mengapa ini sangat menarik. Ini akan menjadi yang pertama di mana kita mendapatkan informasi yang dapat kita akses sekarang, kita memiliki semua teleskop yang tidak kita miliki 80 tahun yang lalu,” jelas Driessen.
Cara lihat ledakan Nova
Teleskop Antariksa Sinar Gamma Fermi milik NASA, Teleskop Antariksa James Webb, dan Very Large Array milik National Radio Astronomy Observatory di New Mexico merupakan beberapa instrumen yang akan mengamati ledakan tersebut.
Ilmuwan proyek Fermi, Elizabeth Hays, yang juga kepala Laboratorium Fisika Astropartikel NASA, mengatakan bahwa peristiwa nova yang biasa terjadi masih sangat jauh.
“Yang satu ini akan sangat dekat, dengan banyak mata yang mengamatinya, mempelajari berbagai panjang gelombang dan mudah-mudahan memberi kita data untuk mulai membuka struktur dan proses spesifik yang terlibat,” kata Elizabeth.
“Kami tidak sabar untuk mendapatkan gambaran lengkap tentang apa yang sedang terjadi,” lanjutnya.
NASA memiliki peta Corona Borealis untuk membantu orang-orang menentukan tempat yang tepat untuk melihat ledakan tersebut. Selain itu, kata Driessen, ada perangkat lunak seperti Stellarium yang juga bisa digunakan, serta beberapa aplikasi gratis untuk melihat peta langit malam.
Driessen mengatakan bahwa orang-orang harus menemukan area tergelap yang mereka bisa, sejauh mungkin dari kota, dan membawa teropong untuk mendapatkan pemandangan yang lebih baik.
“Biarkan mata Anda menyesuaikan diri dengan kegelapan,” katanya.
“Dan ada baiknya Anda membawa senter merah. Letakkan sedikit plastik di atasnya, sehingga tidak merusak penglihatan malam Anda. Dan jangan melihat ponsel Anda,” pungkasnya.
[Gambas:Video CNN]
(tim/dmi)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA