CrowdStrike Tegaskan Microsoft Down Massal Bukan karena Serangan Siber


Jakarta, CNN Indonesia

Perusahaan keamanan siber CrowdStrike memastikan gangguan (down) pada perangkat dengan sistem operasi Microsoft secara global pada Jumat (19/7) tidak disebabkan oleh serangan siber.

CEO CrowdStrike George Kurtz mengatakan saat ini perusahaan secara aktif menangani pelanggan yang terdampak oleh kesalahan yang ditemukan pada pembaruan konten tunggal untuk host Windows.

“Ini bukan insiden keamanan atau serangan siber. Masalah ini telah diidentifikasi, diisolasi dan diperbaiki,” kata Kurtz, mengutip CNN, Jumat (19/7).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ribuan perangkat Windows di seluruh dunia mengalami blue screen of death (BSOD) massal yang berdampak pada sejumlah layanan, mulai dari penerbangan, penyiaran, hingga perbankan di berbagai negara.

Belakangan diketahui bahwa gangguan pada perangkat Microsoft di sejumlah negara berasal dari masalah dengan perusahaan keamanan siber CrowdStrike. Microsoft merupakan salah satu klien dari Crowdstrike.

Penyebab gangguan tersebut diduga karena proses pembaruan perangkat lunak atau update software yang dilakukan oleh perusahaan keamanan siber CrowdStrike.

Pembaruan perangkat lunak yang bermasalah dari CrowdStrike membuat PC dan server yang terpengaruh menjadi offline. Alhasil, perangkat-perangkat tersebut masuk ke dalam putaran recovery boot dan perangkat tidak dapat menyala dengan benar.

CrowdStrike digunakan secara luas oleh banyak bisnis di seluruh dunia untuk mengelola keamanan PC dan server Windows.

Downdetector, situs pemantau akses internet, sebelumnya melaporkan lonjakan laporan gangguan akses pada sejumlah layanan,termasuk aplikasi-aplikasi Microsoft, situs web perbankan, dan aplikasi maskapai penerbangan.

Secara online, pengguna melaporkan masalah yang terjadi di Australia, Selandia Baru, India, dan Jepang, dengan Inggris kemungkinan akan terkena dampak paling besar pada jam sibuk hari Jumat.

Downdetector mencatat setidaknya tiga layanan Microsoft yang masih dilaporkan mengalami gangguan.

Pertama, Microsoft Store yang down di 28 negara, tidak termasuk Indonesia. Keluhan pengguna, di AS contohnya, terjadi buat aplikasi (36 persen). web (34 persen), dan login (31 persen).

Puncak laporan terjadi pada Jumat (19/7)pukul 08.09 dengan 516 laporan. Sempat turun, per pukul 14.09 WIB laporan gangguan kembali naik jadi 303 laporan.

Kedua, Microsoft 365 yang down di 51 negara termasuk Indonesia. Keluhan pengguna, di Indonesia contohnya, ada padaOnedrive(81 persen), web (12 persen), dan login (8 persen). Puncaknya terjadi pada pukul 08.26 WIB dengan 25 laporan.

Sementara di AS, puncak laporan terjadi pukul 06.55 WIB dengan 907 laporan.Per pukul 14.10, laporan menurun jadi 106.

Ketiga, Microsoft Azure yang mengalami down di 51 negara, termasuk RI.

Di AS, puncak gangguan terjadi pukul 05.43 WIB dengan 1.795 laporan. Terbaru, masih ada 96 laporan down masuk.

[Gambas:Video CNN]

(lom/dmi)

Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA

Exit mobile version