Makassar, CNN Indonesia —
Dokter spesialis ortopedi, Helmiyadi Kuswardhana (41) meninggal dunia setelah mengalami gagal jantung beberapa hari lalu.
Influencer medis yang ternyata satu-satunya dokter ortopedi di Sulawesi barat itu wafat diduga serangan jantung pada Rabu (10/7) lalu.
Pihak RSUD Sulawesi Barat menyatakan sebelum wafat, pria yang diangkat jadi ASN pada 2002 lalu itu melakukan operasi terhadap 10 pasien dalam waktu satu hari pada Rabu tersebut. Selain di RSUD Sulbar, dokter ortopedi itu pun berpraktik di RS Mitra Manakara Mamuju.
“Sempat melakukan operasi 10 pasien, karena beliau merupakan satu-satunya dokter spesialis tulang di Sulbar. Tapi mulai merasa nyeri di dada, dan sesak napas saat di RS Mitra Manakara Mamuju,” kata Direktur RSUD Sulbar Erna, Senin (15/7).
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Sulbar, Asran Masdy mengaku tidak berani menyimpulkan bahwa kematian Helmi, disebabkan beban kerja yang berat yang berujung kelelahan dan fatalnya adalah meninggal dunia.
“Kerjanya banyak, bisa jadi dia lelah. Tapi, tidak ada dasar yang mengatakan bahwa dia lelah. Kita juga tidak berani mengatakan itu penyebab kematian, tapi juga tidak bisa bilang bukan karena itu,” kata Asran.
Asran menuturkan selama ini dokter Helmi bekerja dengan semangat dan selalu gembira, meski berpraktik di dua rumah sakit yang tentunya menghadapi pasien yang banyak.
“Tidak pernah mengeluh. Dia orangnya sangat familiar dengan siapa saja, suka bercanda, makanya banyak disukai orang. Bahkan, dekat pasiennya,” tuturnya.
Serupa Erna, dia mengatakan setelah merampungkan tugas di RSUD Sulbar pada hari tersebut, mendiang mengalami nyeri dada dan sesak saat berada di RS Mitra ManakaraMamuju.
Asran menerangkan Helmi diketahui tidak memiliki riwayat penyakit, termasuk yang berkaitan dengan sesak.
Berdasarkan hasil diagnosa, terang Asram, Helmi mengalami infark miokard atau kegagalan otot jantung.
“Orang awam kenal dengan serangan jantung. Serangan jantung adalah keadaan darurat medis. Serangan jantung biasanya terjadi ketika gumpalan darah menghalangi aliran darah ke jantung. Tanpa darah, jaringan kehilangan oksigen dan mati,” jelasnya.
Asran mengatakan seluruh pegawai Dinas Kesehatan Sulbar, kata Asran tentunya sangat kehilangan atas meninggalnya dokter Helmi.
“Yang pasti kita sangat berduka cita. Beliau sangat baik,” katanya.
(mir/kid)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA