Jakarta, CNN Indonesia —
Para penggemar Taylor Swift alias Swifties di Amerika Serikat mulai merapatkan barisan untuk mendukung calon kandidat presiden dari Partai Demokrat, Kamala Harris, di Pilpres AS 2024.
Hal itu terlihat dari pembuatan akun di media sosial X bernama @Swifties4Kamala yang muncul pada 22 Juli, atau sehari setelah Presiden Joe Biden mundur dari Pilpres AS 2024 dan mendukung Kamala Harris.
“Swifties for Harris adalah koalisi dari penggemar Taylor Swift yang berkomitmen untuk melindungi demokrasi bersejarah Amerika Serikat dengan bekerja sama untuk membantu memilih kandidat progresif di pemilihan lokal dan nasional, termasuk Wakil Presiden Kamala Harris untuk jadi presiden negara kita berikutnya,” tulis akun tersebut dalam pernyataannya.
“Kami percaya Harris memiliki pengalaman, integritas, pengetahuan, dan stamina untuk mengalahkan Donald Trump dan memajukan Amerika Serikat menuju masa depan yang lebih berkembang dan inklusif,” lanjutnya.
“Sebagai sebuah fandom, kami memiliki kekuatan untuk memperkuat dan menginspirasi sebuah generasi pemilih baru dan mendukung para pemilih yang sudah membuka jalan sebelum kami,” kata mereka.
“Bersama, Swifties memiliki kekuatan untuk membantu memilih Wakil Presiden Harris sebagai Presiden Amerika Serikat ke-47,” lanjutnya.
Sejak muncul pada 22 Juli, hanya dalam dua hari atau per Rabu (24/7), akun tersebut sudah mengumpulkan 38,8 ribu pengikut dan diikuti oleh berbagai influencer serta fandom influencer lainnya. Para Swifties di media sosial pun sudah banyak membuka diri dan mengedit lagu Swift untuk mendukung Kamala Harris.
Meski penggemar di Amerika Serikat mulai menyerukan dukungan ke Kamala Harris, Taylor Swift sendiri belum mengutarakan pilihan politiknya. Pihak @Swifties4Kamala sendiri menegaskan mereka tidak terafiliasi dengan Taylor Swfit.
Amerika Serikat selama ini menjadi basis pasar dan penggemar Taylor Swift terbesar di dunia. Mengingat Swift sendiri yang dijuluki America’s Sweetheart, basis Swifties bisa mencapai jutaan orang.
Bila merujuk pada capaian pembelian tiket The Eras Tour pada 2023 di Amerika Serikat, setidaknya ada 2 juta orang di Amerika Serikat yang mendedikasikan dirinya sebagai pengikut Taylor Swift.
Pada Oktober 2023, Gubernur California Gavin Newsom menyebut Taylor Swift bakal memiliki pengaruh yang sangat besar dalam pemilihan umum presiden Amerika Serikat 2024.
“Apa yang dapat ia capai adalah mengajak pemuda untuk lebih aktif dan mempertimbangkan bahwa mereka juga memiliki suara dan harus bersuara untuk pemilihan selanjutnya. Saya kira itu sangatlah kuat,” kata Gavin Newsom seperti diberitakan NME, Senin (2/10).
Selain itu, Taylor Swift sendiri dikenal sebagai ‘lawan’ dari Donald Trump dan pendukung Joe Biden serta Kamala Harris pada Pilpres AS 2020.
Pada Mei 2020, Swift pernah ‘menyerang’ Trump melalui kicauan di media sosial Twitter kala itu. Ia menyebut Trump telah menyulut supremasi kulit putih dan rasisme dalam pemerintahannya.
Bukan cuma itu, Swift bahkan ‘bersumpah’ akan menggulingkan Trump dalam pemilihan Pilpres AS 2020 yang kemudian menjadi kenyataan. Trump kalah dari Biden.
Cuitan Swift tersebut terjadi setelah Trump mengunggah tulisan bahwa polisi mungkin menembak pemrotes karena pembunuhan George Floyd oleh polisi Minneapolis.
@rachidoodle @Jake Deyton asked and delivered #taylorswift #swiftie #swifttok #taylorsversion #erastour #reputation #reputationstadiumtour #reputationtaylorsversion #kamala #kamalaharris #politics #election #2024election #usa #swiftiesforharris #coconuttree #democrat #trump #fypシ゚viral ♬ Who’s Afraid of Little Old Me? – Taylor Swift
(end)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA