Filipina Borong Kapal Selam Perdana saat China Makin Brutal di LCS


Jakarta, CNN Indonesia

Filipina berencana membeli kapal selam penyerang perdana menyusul bentrokan yang semakin panas dengan China di Laut China Selatan (LCS) dalam beberapa waktu terakhir.

Filipina menyebut akuisisi kapal selam modern ini bertujuan untuk memperkuat pertahanan dan kedaulatan negara. Hal itu disebabkan karena ancaman yang muncul berasal dari negara lain.


Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. juga telah menyampaikan keinginan ini sejak Februari 2024. Kala itu, ia menjelaskan kapal selam akan menjadi bagian dari modernisasi jangka panjang militer Filipina.

Keinginan itu semakin menguat setelah Filipina semakin sering bergesekan dengan China di Laut China Selatan. Konflik itu masih terus memanas imbas klaim China atas sebagian besar wilayah LCS.

Namun, Filipina kemungkinan tak mampu membeli atau mengoperasikan kapal selam bertenaga nuklir buatan Amerika Serikat. Pemerintah Filipina lantas berencana membeli kapal selam model lain.

Angkatan Laut Filipina bahkan mengungkapkan sejumlah negara telah menyatakan minat untuk menawarkan kapal selam buatan mereka, seperti Prancis, Spanyol, Korea Selatan, dan Italia.

Dikutip Business Insider, Sabtu (6/7), kapal selam produksi negara itu dibuat dengan model diesel-listrik. Model itu relatif lebih sulit dideteksi sebelum muncul ke permukaan.

Namun, Direktur Asia Maritime Transparency Initiative Greg Poling menilai kepemilikan kapal selam tidak bisa didapat dengan murah dan mudah.

Biaya besar dibutuhkan untuk mengembangkan sarana prasarana yang mendukung kapal selam, mulai dari pangkalan hingga personel yang terlatih. Sebab, sejauh ini Filipina hanya memiliki armada laut berupa kapal rudal kecil hingga kapal patroli.

“Kapal selam adalah armada yang sangat mahal untuk digunakan oleh negara mana pun karena butuh ekosistem keseluruhan,” ujar Poling.

“Anda harus membangun pangkalan kapal selam. Anda harus memiliki personel yang terlatih,” lanjutnya.

Laut China Selatan menjadi titik panas konflik antara China dan sejumlah negara Asia Tenggara sejak lama. China mengklaim sepihak hampir 90 persen wilayah di perairan yang menjadi salah satu jalur utama perdagangan dunia itu.

Padahal, Pengadilan Arbitrase Internasional telah mementahkan klaim China tersebut tidak sah setelah menerima gugatan dari Filipina.

Untuk menegaskan klaimnya, Beijing bahkan semakin getol mengirim kapal penjaga pantai dan kapal lainnya untuk berpatroli di perairan tersebut. China juga terus membangun pulau buatan hingga mengubah beberapa terumbu karang menjadi pulau buatan yang dimiliterisasi di Laut China Selatan.

Filipina menuduh penjaga pantai China melakukan “perilaku biadab dan tidak manusiawi” terhadap kapal-kapalnya. Presiden Ferdinand Marcos bulan ini juga mengecam tindakan “ilegal, koersif, agresif dan menipu” China di Laut Cina Selatan.

Kapal Penjaga Pantai China juga telah beberapa kali menggunakan meriam air terhadap kapal Filipina di Laut China Selatan. Kapal-kapal China dan Filipina kerap terlibat bentrok hingga pernah terjadi tabrakan sampai melukai beberapa pasukan Filipina.

Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA