Jakarta, CNN Indonesia —
Layar lebar pada tahun 2024 diisi berbagai jenis film, mulai dari yang mampu menguras air mata dan membuat penonton keluar bioskop dengan sembab, hingga film yang bikin misuh-misuh karena kontroversi dan ketidakjelasan ceritanya.
Hal tersebut bukan cuma terjadi pada film luar Indonesia yang tayang di dalam negeri, tetapi juga film lokal yang hilir mudik tampil di layar lebar.
Secara umum, film Indonesia pun tetap beragam pada tahun ini dibanding sebelumnya. Meski, masih banyak studio yang terjebak pada tren mengandalkan horor bernuansa dan modelan serupa.
Terlepas dari hal tersebut, film Indonesia tahun depan akan dihadapkan tantangan lebih besar dengan banjirnya film-film Hollywood dan asing yang berpotensi jadi magnet kuat bagi penonton.
Satu sisi hal itu jadi peluang baik bagi bioskop, tapi sisi lain film Indonesia yang sudah bertumbuh penontonnya ini juga mesti menghadirkan cerita yang lebih menarik, bukan cuma mengandalkan gimik marketing apalagi buzzer di media sosial.
[Gambas:Video CNN]
Film terbaik 2024 menurut Endro Priherdityo:
How to Make Millions Before Grandma Dies
Keterpilihan How to Make Millions Before Grandma Dies dalam daftar pendek Oscar 2025 menegaskan kualitas film ini yang mampu beresonansi dengan penontonnya, masyarakat Asia. Grandma menampilkan film yang bisa menyuarakan suara publik tak melulu harus berlatar kasus berat dan berbalut teknik sinematografi spek suhu.
Agak Laen
Setali tiga uang dengan How to Make Millions Before Grandma Dies, Agak Laen juga mengisahkan cerita yang simpel, mengena, dan masih menggambarkan kehidupan nyata masyarakat Indonesia yang beragam. Studio Imajinari untuk hal ini patut mempertimbangkan Agak Laen sebagai role model dasar film-film seterusnya, dan yang penting, tak perlu ikut-ikutan tren atau pun buru-buru rilis hanya demi bisa relevan.
Honorable mention: 2nd Miracle in Cell No. 7
Keputusan saya untuk mencantumkan 2nd Miracle in Cell No. 7 sebagai honorable mention adalah bentuk reward karena film ini mampu memperbaiki banyak kekurangan dari proyek sebelumnya, dari film dengan naskah sealakadarnya adaptasi menjadi kisah baru yang matang, solid, dan menggugah.
2nd Miracle in Cell No. 7 juga membuktikan bahwa pada akhirnya cerita yang kuat dan matang adalah modal penting sebuah film bisa berkesan bagi penontonnya. Selain itu, harapannya, akan lebih banyak insan industri film Indonesia yang lebih serius menghasilkan cerita yang baik dan bagus, bukan cuma sekadar atas nama cuan dan viral.
Film terbaik 2024 menurut Christie Stefanie:
The Paradise of Thorns
Sinematografi yang ciamik, penceritaan yang padat dengan menonjolkan unsur-unsur lokal Thailand, chemistry para bintang, hingga kritik sosial yang tajam membuat The Paradise of Thorns tak seperti film debut sutradara Naruebet Kuno, Jeff Satura, dan Engfa Waraha.
Godzilla Minus One
Godzilla Minus One berhasil membangkitkan kembali rasa nostalgia dan originalitas dari film klasik kaiju lewat visual, skoring yang benar-benar dipersiapkan dengan baik dan selama ini tak terasa dalam MonsterVerse Hollywood.
Film terbaik 2024 menurut Muhammad Feraldi:
Dune: Part Two
Dune: Part Two layak dianggap sebagai capaian monumental bagi genre sci-fi Hollywood dekade ini. Denis Villeneuve berhasil menyampaikan visi Frank Herbert dengan cara yang membumi, sekaligus membalutnya dengan visual menakjubkan di Planet Arrakis.
Challengers
Luca Guadagnino menyulap naskah brilian Justin Kuritzkes menjadi tontonan tentang cinta segitiga yang intens, bagai laga tenis sengit di Grand Slam. Challengers juga disempurnakan oleh sentuhan visual serta scoring yang segar dan begitu mencolok dibanding rilisan Hollywood lainnya tahun ini.
(Tim/end)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA