GenbestTalk di Kabupaten Maros Dorong Muda-mudi Paham Bahaya Stunting


Jakarta, CNN Indonesia

Generasi muda di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel) didorong untuk memahami bahwa gizi sangat penting dalam dua tahun pertama kehidupan. Hingga saat ini, stunting masih menjadi masalah yang dapat mengancam masa depan Indonesia.

Hal itu diungkapkan PIC Produksi Konten dan Diseminasi Informasi Kesehatan, Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika, Septa Dewi Anggraeni dalam kegiatan GenbestTalk di Kabupaten Maros pada Kamis (11/7).

Kepada para generasi muda yang merupakan pegiat digital di Kabupaten Maros, Septa mengajak untuk menerapkan perilaku hidup sehat. Sehingga, anak-anak penerus dapat terhindar dari bahaya stunting.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Stunting menjadi ancaman bagi Indonesia dalam mencapai bonus demografi karena akan mengurangi produktivitas generasi muda di masa depan akibat masalah kesehatan maupun daya saing,” kata Septa.

Pada kegiatan yang sama, Dokter Spesialis Gizi Klinik, Putri Sakti memaparkan bahwa pertumbuhan tinggi badan yang tidak maksimal merupakan salah satu pertanda stunting.

Namun, anak bertubuh pendek tak berarti mengalami stunting, karena kurang gizi juga terkait dengan tingkat kecerdasan. Untuk itu, Putri mengingatkan bahwa generasi yang akan menjadi orang tua untuk benar-benar memahami stunting.

“Stunting sangat berhubungan dengan berbagai macam penyakit yang terjadi pada anak dan juga kecerdasan. Oleh karenanya kondisi anak harus terus dijaga karena perkembangan otak yang optimalnya terjadi di dua tahun pertama kehidupan,” kata Putri.

Sementara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulses, Ishaq Iskandar menyampaikan, dalam upaya mengatasi stunting, pihaknya terus berkolaborasi dengan berbagai pihak. Salah satunya, melalui kewajiban remaja putri penderita anemia untuk mengonsumsi penambah darah.

Selain itu, ada juga program sarapan di sekolah, minum susu di sekolah, serta program Rumah Gizi oleh PKK, disusul edukasi bahwa ibu hamil harus kontrol minimal enam kali, dan dapat menjalani USG gratis di Puskesmas.

Untuk mendukung berbagai upaya tersebut, juga diadakan alat-alat antropometri untuk pengukuran dan penimbangan bayi.

“Jadi, kalau ada anak dengan gejala stunting, bisa disampaikan ke kader, kepala desa, atau Puskesmas agar bisa diperiksa dan diupayakan agar tidak memburuk kondisinya,” ujar Ishaq.

Lebih lanjut, Ishaq mengimbau masyarakat turut berperan serta dalam pengentasan stunting melalui kolaborasi dengan pemerintah. Menurut Ishaq, stunting sangat mungkin dicegah dan diatasi dengan kolaborasi, karena stunting adalah permasalahan bersama.

Kegiatan GenbestTalk di Kabupaten Maros tak hanya diisi agenda tentang pencegahan stunting, tetapi juga pembuatan konten dengan pemateri Josh Hartwich.

“Dengan adanya workshop ini, peserta diharapkan dapat menjadi agen perubahan aktif yang membantu dalam menyebarkan informasi terkait dengan stunting kepada masyarakat,” kata Septa.

Genbest sendiri adalah gerakan yang diinisiasi oleh Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo. Kegiatan ini bertujuan mendorong generasi muda agar menerapkan pola hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari.

Melalui situs genbest.id dan media sosial @genbest.id, Genbest menyediakan berbagai informasi mengenai stunting, kesehatan, nutrisi, tumbuh kembang anak, sanitasi, kesiapan pernikahan, serta reproduksi remaja dalam bentuk artikel, infografik, dan videografik.

(rea/rir)

Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA