Jakarta, CNN Indonesia —
Gunung es terbesar di dunia bergerak dari Antartika dan berpotensi bertabrakan dengan Pulau Georgia Selatan, tempat berkembang biak satwa liar yang penting.
Pergerakan gunung es berukuran dua kali lipat Kota London itu dinilai dapat membahayakan populasi penguin dan anjing laut di pulau tersebut.
Ahli kelautan fisik di British Antarctic Survey Andrew Meijers mengatakan sulit untuk memperkirakan arah pasti pergerakan gunung es itu.
Namun, arus yang ada menunjukkan bahwa raksasa itu akan mencapai landas kontinen dangkal di sekitar Georgia Selatan dalam dua hingga empat minggu.
“Tapi apa yang mungkin terjadi selanjutnya hanyalah dugaan siapa pun,” kata Meijers dilansir dari The Guardian, Senin (27/1).
Meijers mengatakan hal itu dapat menghambat upaya anjing laut dan penguin untuk memberi makan dan membesarkan anak-anak mereka di pulau tersebut.
“Gunung es pernah ada di sana pada masa lalu dan hal ini telah menyebabkan kematian yang signifikan terhadap anak penguin dan anak anjing laut,” ujarnya.
Dengan luas sekitar 3.500 km persegi, gunung es terbesar dan tertua di dunia yang dikenal sebagai A23a ini terbentuk dari lapisan Antartika pada 1986.
Gunung es ini terjebak selama lebih dari 30 tahun hingga akhirnya terbebas pada 2020, perjalanannya yang lamban ke utara terkadang tertunda oleh kekuatan laut yang membuatnya tetap berputar di tempatnya.
Meijers yang melihat langsung gunung es saat memimpin misi ilmiah pada akhir 2023, menggambarkan gunung itu dengan “tebing putih besar, setinggi 40 atau 50 meter, yang membentang dari cakrawala ke cakrawala”.
“Seperti tembok putih ini. Sebenarnya ini seperti di Game of Thrones,” katanya.
Saat ini musim panas terjadi di Georgia Selatan, penguin serta anjing laut yang tinggal di sepanjang garis pantai selatan melakukan ekspedisi mencari makan untuk anak-anak mereka.
“Jika gunung es berhenti di sana, maka secara fisik mereka akan menghalangi tempat mereka mencari makan, atau mereka harus mengitarinya,” kata Meijers.
“Hal ini akan membakar sejumlah besar energi ekstra bagi mereka, sehingga mengurangi energi bagi anak anjing dan anak ayam, sehingga menyebabkan peningkatan angka kematian,” imbuh dia.
(yoa/wiw)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA