Jakarta, CNN Indonesia —
Seorang pejabat senior Hamas mengatakan bahwa kelompoknya telah menarik diri dari pembicaraan mengenai gencatan senjata dalam perang Gaza karena “pembantaian” Israel dan sikap mereka dalam negosiasi.
Pejabat Hamas lainnya mengatakan pemimpin militer kelompok itu Mohammed Deif “baik-baik saja” dan bekerja meskipun ada serangan bom besar-besaran Israel di kamp Gaza selatan yang dikatakan menargetkan komandan Hamas yang dicari.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan serangan itu menyebabkan 92 orang tewas.
Pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh mengatakan kepada mediator internasional Qatar dan Mesir tentang berakhirnya pembicaraan mengenai rencana gencatan senjata yang pertama kali digariskan oleh Presiden AS Joe Biden pada bulan Mei, menurut pejabat senior tersebut.
Fase pertama dari kesepakatan tersebut akan mencakup gencatan senjata selama enam minggu dengan pertukaran sebagian besar sandera yang diambil dalam serangan Hamas pada 7 Oktober terhadap Israel dengan tahanan Palestina di penjara-penjara Israel.
Haniyeh mengatakan Hamas akan “menghentikan perundingan karena kurangnya keseriusan pendudukan (Israel), kebijakan penundaan dan hambatan yang terus berlanjut, dan pembantaian yang sedang berlangsung terhadap warga sipil tak bersenjata,” menurut pejabat tersebut kepada AFP.
“Hamas telah menunjukkan fleksibilitas yang besar untuk mencapai kesepakatan dan mengakhiri agresi serta siap melanjutkan perundingan ketika pemerintah pendudukan menunjukkan keseriusan dalam mencapai kesepakatan gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran tahanan.
Haniyeh mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Sabtu malam bahwa dia telah menelepon para mediator dan negara-negara lain untuk mendesak mereka agar memberikan tekanan pada Israel agar menghentikan serangan tersebut.
Israel mengatakan Deif, yang dianggap sebagai salah satu “dalang” serangan 7 Oktober, menjadi sasaran serangan di kamp Al-Mawasi di Gaza selatan tempat puluhan ribu pengungsi Palestina dari distrik lain berkumpul.
Namun Hamas, tanpa mengkonfirmasi bahwa Deif berada di kamp tersebut, mengatakan bahwa dia masih hidup dan bekerja.
“Komandan Mohammed Deif dengan baik dan langsung mengawasi Brigade Ezzedine al-Qassam dan operasi perlawanan,” kata pejabat itu, merujuk pada sayap bersenjata Hamas.
Serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan mengakibatkan kematian 1.195 orang, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka Israel.
Para militan juga menyandera 251 sandera, 116 di antaranya masih berada di Gaza, termasuk 42 orang yang menurut militer tewas.
Israel membalas dengan serangan militer yang telah menewaskan sedikitnya 38.443 orang di Gaza, sebagian besar juga warga sipil, menurut angka dari kementerian kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas.
(pua/pua)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA