Jakarta, CNN Indonesia —
Harga minyak mentah dunia naik tipis pada perdagangan Jumat (26/7). Pendorongnya, pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) sebesar 2,8 persen di kuartal II 2024.
Angka ini lebih kuat dari perkiraan analis sehingga meningkatkan ekspektasi investor soal naiknya permintaan minyak mentah. Maklum, AS merupakan konsumen energi terbesar di dunia.
Namun, lesunya ekonomi di China dan Jepang membatasi kenaikan harga minyak mentah.
Mengutip Reuters, minyak mentah berjangka Brent naik 7 sen menjadi US$82,44 per barel. Sementara, minyak mentah West Texas Intermediate AS (WTI AS) naik 4 sen menjadi US$78,32 per barel.
Pada kuartal II 2024, ekonomi AS tumbuh 2,8 persen secara tahunan (yoy). Data Kementerian Perdagangan AS mencatat konsumen menghabiskan lebih banyak uang, serta bisnis dan investasi meningkat.
Padahal, analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan ekonomi AS tumbuh sebesar 2,0 persen.
Pada saat yang sama, Bank Sentral AS diprediksi mamangkas suku bunga pada September mendatang. Suku bunga yang lebih rendah cenderung meningkatkan aktivitas ekonomi, yang dapat memacu permintaan minyak.
Namun, tanda-tanda masalah yang terus berlanjut di beberapa wilayah Asia membatasi kenaikan harga minyak.
Harga konsumen inti di ibu kota Jepang naik 2,2 persen pada Juli dibandingkan tahun lalu (yoy). Kondisi ini berpeluang bank sentral Jepang akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat.
Selain itu, China sebagai importir minyak mentah terbesar dunia, mengejutkan pasar.
Pasalnya, untuk kedua kalinya pada minggu ini China melakukan operasi pinjaman tak terjadwal dengan suku bunga yang jauh lebih rendah. Langkah ini menunjukkan otoritas bisnis memberikan stimulus moneter yang lebih besar untuk menopang perekonomian.
[Gambas:Video CNN]
(pta/pta)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA