Ambon, CNN Indonesia —
Curah hujan dengan intensitas deras yang mengguyur Pulau Buru, Maluku, sepanjang hari mengakibatkan bencana longsor yang menimpa sejumlah jalan penghubung antar-kabupaten terputus.
“Iya, benar longsor di empat titik itu berada di atas Bendungan Waeapo,” ujar Kepala Satuan Kerja (Kasatker) Pelaksana Jalan Nasional (PJN) Wilayah I Ida Bagus Artamana melalui keterangan tertulis, Sabtu (6/7).
Ia menyebut tebing gunung yang longsor itu setinggi 50 meter.
Pihaknya sudah mengerahkan alat berat dan personel ke lokasi yang terdampak untuk menyingkirkan material longsoran dari badan jalan. Namun, alat berat masih tertahan di jembatan Waai Apu karena khawatir terjadi longsoran susulan.
“Saat ini pekerja sudah stand bay sekitar 25 orang, alat sudah stand bay 2 excavator dan 6 dump truck di jembatan Wai Apu, namun belum berani masuk ke lokasi kerja khawatir longsor susulan,” ucapnya.
Saat ditanya soal kaitan longsoran tebing dengan jebolnya Nendungan Waeapo pada Jumat (5/6) sore, Bagus mengatakan “Saya tidak mengatakan demikian. Namun akibat curah hujan yang tinggi membuat tanah jenuh dan longsor.”
Dia mengaku sempat mendapat informasi bahwa bendungan Waeapo yang jebol buntut akibat volume yang besar.
“Info yang saya dapat temporary cofferdam bendungan yang jebol karena volume air yang besar,” tuturnya.
Jenis longsoran
Adapun empat titik longsoran yang menutupi badan jalan antar-kabupaten itu ada di sepanjang Jalan Mako-Modanmohe dengan kerusakan berupa longsor lereng atas, lereng bawah, menutupi badan jalan, hingga membuat jalan putus.
Ia mengklaim baru satu ruas jalan longsor sudah dibersihkan, yakni ruas jalan yang berada di Mako-Modanmohe yang berjarak dari Kota Namlea berkisar 24+660.
Saat ini, pihaknya tengah melakukan penanganan darurat meliputi pemasangan rambu pengarah, garis pengaman dan garis peringatan di titik longsoran dan melakukan penimbunan material sertu di satu ruas jalan yang baru berhasil terbuka.
Sebelumnya, Bendungan Waeapo di Pulau Buru, Maluku dilaporkan jebol dan menenggelamkan rumah-rumah penduduk pada Jumat (5/7) sore.
Video yang direkam warga memperlihatkan detik-detik Bandungan Waeapo setinggi 72 meter itu jebol sekitar pukul 18.00 WIT. Usai jebol, rumah-rumah penduduk tenggelam seperti di Desa Wamsait Tambang Gunung Botak, Desa Dafa, Unit R, Unit 11, dan Desa Wagernangan.
Sejumlah warga, terutama perempuan dan anak-anak langsung dievakuasi setelah terkepung banjir. Sebagian warga terlihat ketakutan saat mengungsi dan berkerumun di badan jalan saat rumah-rumah mereka tenggelam.
Tak hanya itu, satu keluarga terdiri dari anak, ibu dan ayah berusaha menyelamatkan diri di tengah ketinggian air mencapai satu meter. Mereka berenang sambil membawa barang-barang berharga yang diangkut rakit buatan dari papan.
Kapolres Pulau Buru AKBP Sulastri membenarkan. bendungan Waeapo jebol. Ia mengatakan luapan banjir menerjang Desa Wansalit, Kecamatan Waeapo, Kabupaten Buru sehingga aktivitas menuju lokasi proyek lumpuh total.
“Ada tanggul yang jebol luapan banjir menghubungkan Desa Wansalit ke proyek,”ujarnya, Jumat (5/7).
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA