Jakarta, CNN Indonesia —
Sebuah video berisi pidato seorang pelajar sekolah menengah Nepal viral di media sosial saat demonstrasi membara dalam beberapa hari terakhir. Dalam video tersebut, ia menyerukan perlawanan terhadap korupsi dan ketidakadikan.
Pelajar yang diidentifikasi sebagai Abiskar Raut menyampaikan pidato di acara tahunan Holy Bell English Secondary School.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cuplikan video ini diunggah pada akhir Maret dan viral pada akhir Agustus.
Dalam video yang beredar, Raut ingin membangun Nepal yang baru dari pemerintah korup, pemerintah yang dianggap tak bisa memberi kesejahteraan untuk rakyatnya.
Beberapa hari terakhir, generasi Z Nepal menggelar demonstrasi anti-korupsi dan mengecam sensor hingga pemerintahan yang otoriter. Namun, unjuk rasa ini ditanggapi dengan kekerasan oleh aparat.
Gelombang demonstrasi besar-besaran meledak di Nepal dalam beberapa hari terakhir memprotes pemerintah yang korup. (AFP/PRABIN RANABHAT)
|
Di awal-awal demonstrasi, 21 orang tewas, mayoritas karena tindakan keras kepolisian. Menurut laporan yang beredar di media sosial, polisi menembakkan gas air mata, peluru karet, hingga peluru sungguhan untuk membubarkan massa.
Tindakan keras polisi kian membuat warga marah. Mereka menuntut Perdana Menteri Oli Sharma angkat kaki dari kursi kekuasaan. Dia akhirnya mundur.
Mantan Ketua Mahkamah Agung Nepal Sushila Karki telah dilantik sebagai PM Nepal untuk memimpin masa transisi tersebut pada Jumat (12/9).
Berikut isi pidato remaja Nepal yang viral saat demonstrasi di negara itu membara, dikutip NDTV.
Hari ini saya berdiri di sini. Berdiri di sini dengan impian membangun Nepal yang baru, dengan api harapan dan semangat yang membara dalam diri saya.
Namun, hati saya terasa berat karena impian ini tampaknya mulai sirna. Bangkit dan bersinarlah, masa depan kekaisaran yang akan datang ini.
Nepal, ibu pertiwi kami, negara ini telah melahirkan dan membesarkan kami. Tapi apa yang dimintanya sebagai balasan? Hanya kejujuran, kerja keras, dan kontribusi kami.
Tapi apa yang kami lakukan? Kami terbelenggu oleh rantai pengangguran, melihat peluang yang luas. Kami terjebak permainan partai politik yang egois. Korupsi telah tumbuh subur dalam jaring yang memadamkan cahaya masa depan kami.
Kalau bukan kalian yang bersuara, siapa lagi? Kalau bukan kalian yang membangun bangsa ini, siapa lagi? Kami adalah api yang akan membakar habis kegelapan. Kami adalah badai yang akan menyapu bersih ketidakadilan dan membawa kemakmuran.
Para pejuang telah menumpahkan darah mereka untuk memberi kita bangsa ini. Kita tak bisa diam, kita tak boleh kehilangan. Kita adalah apinya: kita akan membakar setiap keputusasaan.
Sekarang, sekarang saatnya. Apakah kita akan mengubah nasib bangsa ini atau membiarkan tetap terbelenggu?
Raja Birendra pernah mengatakan, sekalipun aku mati, negaraku akan tetap hidup. Seluruh anak-anak muda, simpan pesan ini di dalam hatimu.
Nepal milik kita dan masa depan ada di tangan kita.
(isa/asr)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA