Jakarta, CNN Indonesia —
Militer Israel mengumumkan bahwa pimpinan Hizbullah Hassan Nasrallah tewas dalam serangan di selatan Beirut pada Jumat (27/6) malam.
“Hassan Nasrallah telah tewas,” ujar Juru Bicara Militer Letnan Kolonel Nadav Shoshani, mengumumkan melalui akun X.
Hal yang sama juga dikonfirmasi oleh juru bicara militer lainnya, Kapten David Avraham. Ia mengatakan kepada AFP bahwa Nasrallah telah ‘dihilangkan’ atas serangan yang berlangsung pada Jumat.
Kepala militer Israel Jenderal Herzi Halevi menegaskan bakal ‘menjangkau’ siapa pun yang mengancam warga negaranya setelah pengumuman kematian Nasrallah ini.
“Ini bukan akhir dari kotak peralatan kami. Pesannya sederhana, siapa pun yang mengancam warga Israel, kami akan tahu cara menjangkau mereka,” ujarnya dalam sebuah pernyataan.
Halevi juga mengatakan bahwa serangan yang menewaskan Nasrallah telah dipersiapkan sejak lama.
Sementara itu, seorang sumber yang dekat dengan Hizbullah mengatakan bahwa sejak serangan diluncurkan, Nasrallah tak bisa dihubungi.
Kontak dengan Nasrallah disebut telah hilang selama dua hari ini.
Namun, sumber tersebut mengatakan, sebelumnya Nasrallah juga pernah dikabarkan terbunuh selama perang dengan Israel pada 2006 silam. Hanya saja, Nasrallah kembali muncul ke tengah kelompok tersebut tanpa cedera.
Diberitakan sebelumnya, Israel juga mengklaim telah menewaskan beberapa komandan Hizbullah, salah satunya Muhammad Ali Ismail. Namun, Israel tak merinci jumlahnya.
“Selama 32 tahun pemerintahan Hassan Nasrallah sebagai Sekretaris Jenderal Hizbullah, ia bertanggung jawab atas pembunuhan banyak warga sipil dan tentara Israel, serta perencanaan dan pelaksanaan ribuan kegiatan teroris,” tulis pernyataan tersebut.
Ilustrasi. Israel mengklaim telah menewaskan pimpinan Hizbullah dalam serangan di Beirut, Lebanon, Jumat (27/9). (AFP)
|
“Ia bertanggung jawab untuk mengerahkan dan melaksanakan serangan teroris di seluruh dunia yang menewaskan warga sipil dari berbagai negara. Nasrallah adalah pengambil keputusan utama dan pelaksanaan ribuan kegiatan teroris,” bunyi sambungan pernyataan.
Israel telah melancarkan serangan besar-besaran di kawasan selatan Beirut pada Jumat (27/9). Serangan menargetkan markas besar Hizbullah, dengan Nasrallah sebagai target utama.
Serangan ini juga dilancarkan saat Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berbicara di depan Sidang Majelis Umum PBB di New York, Amerika Serikat (AS).
Di depan sidang PBB, Netanyahu menegaskan akan terus melancarkan serangan terhadap Hizbullah di Lebanon.
Sejumlah negara seperti AS, Prancis, dan sekutu lainnya mengajukan proposal gencatan senjata untuk Israel dan Hizbullah selama 21 hari.
Namun, alih-alih mengindahkan proposal yang diajukan, Israel justru menegaskan bakal melanjutkan serangan ke Lebanon dengan kekuatan penuh.
PBB sendiri telah mengatakan, serangan Israel ini membuat Lebanon harus menghadapi periode paling mematikan dalam satu generasi.
(asr/asr)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA