Daftar Isi
Jakarta, CNN Indonesia —
Jantung berdebar merupakan kondisi yang umum dialami banyak orang, baik saat beristirahat maupun ketika beraktivitas. Setelah berolahraga, terkejut, atau menonton film horor, jantung bisa berdetak lebih cepat dari biasanya.
Namun, jika keluhan ini muncul terlalu sering tanpa pemicu jelas, palpitasi atau sensasi tidak nyaman karena jantung berdebar bisa menjadi tanda masalah kesehatan tertentu.
Jantung berdebar dapat muncul akibat gaya hidup, seperti kurang tidur, konsumsi kafein, alkohol, atau nikotin. Meski sering kali tidak berbahaya, palpitasi juga bisa menandakan kondisi medis yang memerlukan perhatian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut beberapa penyakit atau kondisi yang dapat menyebabkan jantung sering berdebar:
1. Demam
Ketika tubuh mengalami demam, metabolisme bekerja lebih cepat untuk melawan infeksi. Kondisi ini membuat jantung berdetak lebih cepat.
Menurut WebMD, suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius dapat memengaruhi detak jantung karena tubuh membutuhkan lebih banyak oksigen dan nutrisi.
2. Hipertiroidisme
Kelenjar tiroid mengatur metabolisme melalui produksi hormon. Jika tiroid terlalu aktif (hipertiroidisme), tubuh menghasilkan hormon tiroid berlebih yang dapat mempercepat detak jantung.
Konsumsi hormon tiroid berlebih untuk mengobati hipotiroidisme juga bisa memicu palpitasi.
3. Gangguan irama jantung
Aritmia seperti atrial fibrilasi (AFib), takikardia supraventrikular, atau takikardia ventrikular dapat menyebabkan jantung berdebar tidak normal. Kondisi-kondisi ini memerlukan evaluasi dan penanganan medis.
4. Kontraksi ventrikel prematur
Kontraksi ventrikel prematur atau premature ventricular contraction (PVC) adalah detak tambahan yang membuat irama jantung terasa meloncat atau berdegup kuat. Pada jantung sehat, PVC sesekali umumnya tidak berbahaya. Namun, jika sering terjadi terutama pada penderita penyakit jantung, konsultasikan dengan dokter.
5. Stres dan kecemasan
Stres emosional dapat memicu pelepasan hormon yang mempercepat detak jantung. Serangan panik juga bisa menyebabkan jantung berdebar hebat, disertai gejala seperti keringat dingin, sesak napas, dan nyeri dada.
6. Ketidakseimbangan elektrolit
Elektrolit seperti natrium, kalium, dan kalsium berperan menjaga fungsi jantung. Ketidakseimbangan akibat dehidrasi atau pola makan yang tidak tepat dapat memicu palpitasi. Pastikan asupan cairan, garam, dan nutrisi tetap seimbang.
7. Perubahan hormon pada perempuan
Menstruasi, menopause, hingga kehamilan dapat mengubah kadar estrogen dan memengaruhi detak jantung. Palpitasi pada ibu hamil juga bisa terkait anemia sehingga perlu diperiksa lebih lanjut.
Jantung berdebar memang umum terjadi, tetapi bisa menjadi tanda penyakit yang membutuhkan perhatian serius. Jika keluhan muncul berulang atau disertai gejala lain seperti nyeri dada, sesak napas, atau pusing, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan menyeluruh.
(tis/tis)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA











