Jakarta, CNN Indonesia —
Jerman melarang organisasi Islam yang dituduh terafiliasi dengan milisi di Lebanon selatan, Hamburg Islamic Center, dan menyebut sebagai kelompok ekstremis.
Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Jerman menyatakan klaim Hamburg Islamic Center soal organisasi mereka tak sesuai fakta. Mereka menyebut diri sebagai organisasi murni keagamaan yang tak punya agenda politik.
“(Kemendagri) sampai saat ini melarang Hamburg Islamic Center dan organisasi afiliasinya di seluruh Jerman, karena mereka adalah organisasi ekstremis Islam yang mengejar tujuan anti-konstitusional,” demikian pernyataan Kemendagri, dikutip AFP.
Jerman juga melarang organisasi yang diduga terafiliasi dengan Hamburg Islamic Center di negara tersebut termasuk masjid komunitas Syiah.
Kemendagri juga menuding organisasi itu terkoneksi dengan Iran. Hamburg Islamic Center, lanjut mereka, merupakan perwakilan langsung dari pemimpin tertinggi Iran.
Tak hanya itu, Kemendagri menyebut organisasi tersebut menyebar ideologi Teheran “dengan cara yang agresif dan militan.”
Hamburg Islamic Center juga dituding ingin mendirikan pemerintahan yang otoriter dan teokrasi di negara demokratis.
Jerman juga meyakini kelompok tersebut melancarkan propaganda anti-semitisme, tindakan yang ditakuti negara Eropa itu.
Menteri Dalam Negeri Nancy Faeser menegaskan posisi Jerman.
“Saya ingin menegaskan; kami tak mengambil tindakan melawan agama, kami menarik perbedaan yang jelas antara ekstremis Islam yang kami tindak tegas dan banyak Muslim yang berasal dari negara kami dan hidup sesuai dengan keyakinan mereka,” kata Faeser.
Dia lalu berujar, “Larangan ini sama sekali tidak berlaku bagi praktik damai agama Syiah.”
Hamburg Islamic Center didirikan imigran Iran pada 1953. Dalam beberapa tahun terakhir, organisasi ini diawasi intelijen Jerman.
Organisasi itu juga mengelola Masjid Imam Ali atau yang dikenal Blue Mosque atau Masjid Biru.
Pengumuman larangan Jerman ke Hamburg Islamic Center muncul usai tim investigator menyelidiki tuduhan kaitan organisasi itu dengan Hizbullah dan Iran selama berbulan-bulan.
Hasil penyelidikan menemukan 53 properti yang diduga terkait Hamburg Islamic Center.
Pada November, para penyelidik juga telah melakukan penggerebekan terhadap Masjid Biru dan situs terkait lain di tujuh negara bagian Jerman.
Jerman memasukkan Hizbullah ke “organisasi teroris Syiah.” Lalu pada 2020, mereka melarang aktivitas apa pun kelompok itu di wilayah Jerman.
(isa/bac)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA