Jakarta, CNN Indonesia —
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memastikan rencana pengenaan tarif impor sebesar 200 persen tak hanya menyasar produk China.
Ia menuturkan penerapan tarif pengaman impor sebenarnya sudah berlaku untuk beberapa produk tekstil dan saat ini sedang dalam perpanjangan periode waktu.
Safeguard ini diberlakukan untuk seluruh barang impor tanpa membedakan asal negara tertentu.
“Saya juga telah berkomunikasi dengan Menteri Perdagangan untuk membahas masalah ini. Kami bersepakat untuk mengutamakan national interest kita namun tidak mengabaikan kemitraan dengan negara sahabat,” ungkap Luhut melalui keterangan resmi, Jumat (5/7).
Luhut juga mengungkapkan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan para anak buahnya memperketat pengawasan impor. Impor ini terutama pakaian bekas atau barang selundupan yang masuk ke Indonesia.
Hal ini, kata Luhut, diperlukan karena terdapat indikasi masuknya pakaian bekas dan barang selundupan yang mengganggu pasar dalam negeri.
Pemerintah juga membuka pintu penyelidikan terhadap praktik-praktik perdagangan yang tidak fair, seperti dumping, dari negara manapun.
“Jadi kita tidak menargetkan negara tertentu, apalagi Tiongkok. Semua langkah diambil berdasarkan national interest kita. Ini perlu dikaji betul-betul supaya kebijakan yang diambil benar-benar sesuai dengan kondisi dan kebutuhan industri dalam negeri,” imbuh Luhut.
Luhut menilai China merupakan salah satu mitra komprehensif strategis terpenting Indonesia dalam hal perdagangan dan investasi. Indonesia berkomitmen untuk terus menjaga hubungan baik ini dengan terus berkomunikasi dan berdialog terkait langkah-langkah kebijakan antar kedua negara.
Luhut pun ingin memastikan bahwa hubungan baik Indonesia dengan negara mitra terus mengedepankan prinsip saling percaya, saling menghargai, dan saling melengkapi.
“Saya memahami betul kemitraan strategis dengan negara sahabat adalah kemitraan yang senasib sepenanggungan, khususnya dalam keadaan global yang tidak menentu seperti yang terjadi pada saat penanganan covid-19,” ujar Luhut.
Pemerintah berencana mengenakan bea masuk hingga 200 persen untuk barang-barang impor. Hal itu untuk menyikapi banjirnya impor dari Negeri Tirai Bambu seperti termasuk pakaian, baja, tekstil, dan lain sebagainya.
Belakangan, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan tujuh komoditas akan dikenakan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) dan Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP).
[Gambas:Video CNN]
Komoditas itu adalah tekstil produk tekstil (TPT), pakaian jadi, keramik, perangkat elektronik, produk kecantikan, barang tekstil sudah jadi, dan alas kaki.
Pria yang akrab disapa Zulhas itu mengatakan penetapan BMAD dan BMPT dilakukan untuk melindungi industri dalam negeri.
“Tentu Kemendag akan melakukan segala upaya sesuai aturan baik nasional maupun yang sudah disepakati lembaga dunia seperti WTO,” katanya di Kantor Kemendag, Jumat (5/7).
Untuk penetapan BMPT katanya akan di dihitung berdasarkan pantauan Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia (KPPI) terkait banyaknya produk impor yang masuk dalam tiga tahun terakhir.
Sementara untuk BMAD akan ditentukan berdasarkan hasil pantauan Komite Anti Dumping Indonesia (KADI).
“Tiga tahun ini dilihat melonjak nggak (impor) yang mematikan usaha kita, kita boleh mengenakan BMAD,” katanya.
Untuk besaran BMAD dan BMPT, ia mengatakan akan tertuang dalam aturan yang akan segera diterbitkan. Ia membantah bea masuk dipatok 200 persen.
“Nanti dihitung, bisa 50 persen, bisa 100 persen, bisa sampai 200 persen. Tergantung seberapa hasil dari KPPI dan KADI,” katanya.
Begitu juga dengan negara asal produk impor, ia mengatakan akan menyasar semua negara, tidak hanya China.
Ia juga sempat menyinggung buah-buahan akan dikenal akan BMAD. Namun saat ini masih berfokus pada 7 komoditas itu.
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA