Nasib Energi Nuklir, Dulu Dihindari Sekarang Dicari Lagi


Jakarta, CNN Indonesia

Pencarian terhadap sumber energi yang murah dan dianggap lebih ramah lingkungan dalam proses transisi energi berujung pada penambahan pembangunan reaktor nuklir di seluruh dunia.

Organisasi Nuklir Dunia (World Nuclear Org) menyatakan sekitar 60 reaktor pembangkit listrik sedang dibangun di seluruh dunia. Sebanyak 110 reaktor lainnya tengah direncanakan untuk menyusul dibangun.

Sebagian besar reaktor yang sedang dibangun atau direncanakan berada di Asia. Pembangunan reaktor dilakukan di 16 negara termasuk China, Prancis, India, Bangladesh, Rusia, Korea, Turki, dan Iran.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pasokan energi jadi topik yang memusingkan banyak negara karena tuntutan lepas dari energi fosil, seperti batubara, yang selama ini masih jadi sumber energi paling murah di dunia.

Upaya mencari sumber energi hijau seperti listrik dari Matahari dan angin tidak berjalan secepat yang diharapkan dengan harga yang dianggap belum mencapai titik ekonomis.

Di AS, pembangkit listrik tenaga nuklir terbaru dibangun oleh Terra Power, antara lain dimiliki triliuner Bill Gates, berupa proyek reaktor Natrium di Kemmerer, Wyoming. Proyek ini bertujuan membangun reaktor cepat berpendingin natrium dengan sistem penyimpanan energi garam cair.

Reaktor ini dirancang agar lebih efisien, aman, dan murah dibanding reaktor nuklir tradisional. Kemmerer diharapkan mulai menghasilkan listrik pada tahun 2030 dengan kapasitas pembangkit 345 MW dengan kapasitas puncak 500 MW.

Salah perhitungan

Invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022 yang berujung pada penghentian pasokan gas Rusia ke Eropa, turut menyadarkan banyak negara tentang kebutuhan energi yang mendesak dipenuhi secara mandiri.

Di sisi lain, sejumlah analis energi dunia juga menilai upaya berbagai negara beralih pada energi terbarukan belum sepenuhnya berhasil sehingga terjadi ancaman kekosongan pasokan listrik jika kanal energi hijau tersebut terganggu.

Jerman misalnya, memutuskan mengurangi operasi reaktor nuklirnya dan mengalihkan investasi besar-besaran pada pembangkit bersumber bayu dan solar. Ini keputusan gegabah, tulis analis AS James B Meigs. sebagai hal yang sangat gegabah. Jerman akhirnya harus banti setir ke batu bara dan mengimpor gas alam, untuk menambal kekurangan.

Alhasil negara-negara tetangganya Inggris, Prancis, dan Korea Selatan serta Jepang di Asia mengumumkan rencana meningkatkan kapasitas nuklir mereka.

“Tenaga nuklir sedang bangkit kembali,” kata Fatih Birol, Direktur Eksekutif Badan Energi Internasional di penghujung 2022.

Inovasi nuklir

Keengganan untuk menggunakan nuklir sebagai pembangkit listrik dimulai sejak terjadinya berbagai tragedi akibat kebocoran reaktor di sejumlah negara.

Terakhir gempa berkekuatan 9,0 SR pada 11 Maret 2011 memicu tsunami dahsyat yang menghancurkan sistem pendingin PLTN Fukushima, Jepang. Tiga reaktor meleleh dan memuntahkan radiasi dalam jumlah besar.

Tahun lalu Jepang bersiap membuang air limbah radioaktif yang sudah diolah dari reaktor Fukushima ke laut. Air itu berasal dari ruang bawah tanah reaktor yang bocor dan bercampur dengan air hujan dan air tanah. Rencana ini kontan menyulut kekhawatiran dan kemarahan dunia, karena dianggap mengancam kelangsungan hidup alam dan warga setempat.

Unsur kerentanan reaktor terhadap risiko kecelakaan dan kebocoran ini menjadi faktor yang sangat menentukan opini publik terhadap kelayakan pembangunan reaktor, termasuk di Indonesia.

Di tengah acara peresmian pembangunan Reaktor Kemmerer milik Terrapower, di Wyoming AS Billa Gates mengatakan isu teknologi adalah faktor yang mendorongnya mendukung energi nuklir.

“Ini seperti mimpi. Dan di sinilah kita, mewujudkannya,” kata Gates seraya menambahkan bahwa proyek ini mulai digagas hampir 25 tahun lalu karena keinginan mengembangkan sumber daya yang bersih, andal, dan hemat biaya.

“Teman-teman yang paham fisika berbicara kepada saya tentang memulai ide reaktor ini dari awal dan menonjolkan inovasi,” kata Gates dalam pidatonya.

“Bagaimana jika proyek ini menggunakan simulasi digital, memakai metode pendinginan beda, tidak bertekanan tinggi, hasilnya adalah sesuatu yang lebih aman dan lebih murah,” kata Gates.

Proyek ini adalah reaktor pertama di AS yang dibangun dengab teknologi nuklir canggih untuk pembangkit komersial.

Menurut organisasi nuklir dunia saat ini ada sekitar 440 reaktor tenaga nuklir yang beroperasi di 32 negara dengan kapasitas gabungan sekitar 390 GWe. Pada tahun 2023, reaktor-reaktor ini menyediakan 2602 TWh, sekitar 9% dari listrik dunia.

(dsf/dmi)


Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA

Exit mobile version