Jakarta, CNN Indonesia —
Pemimpin Gereja Katolik seluruh dunia Paus Fransiskus bakal mengunjungi kawasan terisolasi dan miskin dalam lawatannya di Papua Nugini.
Paus Fransiskus dijadwalkan tiba di salah satu komunitas Katolik paling terpencil di dunia di Papua Nugini pada Minggu (8/9) besok. Ia akan disambut dengan secangkir minuman herbal tradisional Amerika Selatan, Mate.
Kunjungannya selama tiga hari di Papua Nugini nantinya diakhiri dengan kunjungan sore ke Vanimo, sebuah kota berpenduduk sekitar 14.000 jiwa di dekat perbatasan wilayah Indonesia.
“Kota itu tidak dapat diakses melalui jalan darat dari sebagian besar negara itu dan pihak berwenang harus mengirimkan mobil Paus dengan tongkang dari ibu kota Port Moresby,” demikian dikutip dari Reuters, Sabtu (7/9).
Paus mengunjungi Vanimo karena kehadiran kelompok misionaris Argentina, Institut Sabda Inkarnasi, yang hadir di keuskupan Vanimo.
Salah satu misionaris, Pastor Agustin Prado, mengatakan hubungan antara Vanimo dan Vatikan dimulai setelah saudaranya, Pastor Martin, memimpin sekelompok umat paroki ke Roma pada 2019.
[Gambas:Video CNN]
Mereka bertemu dengan Paus dan tetap berhubungan melalui pejabat Vatikan, berbagi foto dan video tentang pekerjaan para misionaris di sana.
Pejabat Vatikan telah menginformasikan para misionaris bahwa Paus ingin bertemu secara pribadi di kediaman mereka.
“Bagi kami, ini adalah berkat yang besar. Kami bekerja, secara material, mempersiapkan segalanya, tetapi terutama secara spiritual, agar siap bertemu dengannya,” kata Prado.
Prado menjelaskan Vanimo adalah kota sederhana, dengan dua supermarket, dua pom bensin, dan sebuah rumah sakit.
“Kota ini sangat miskin, pembangunannya tidak terlalu banyak. Semuanya harus dikirim melalui kapal. Butuh banyak waktu,” ujarnya.
Koordinator umum panitia kunjungan, Pastor Lawrence Arockiaraj, mengatakan mobil dan bahan bakar untuk rombongan Paus telah dikirim terlebih dahulu oleh Angkatan Pertahanan Papua Nugini.
Sementara Paus akan melakukan perjalanan dengan pesawat Angkatan Pertahanan Australia untuk memenuhi kebutuhan kursi roda yang semakin sering ia gunakan karena nyeri lutut dan punggung.
Seorang penggalang dana yang berbasis di Sydney untuk keuskupan Vanimo, Margaret Vella, menuturkan penduduk setempat sering kali bergantung pada gereja untuk pendidikan dan kebutuhan dasar lainnya.
Ia secara rutin mengirimkan beberapa barang seperti cat, tangki air, hingga tong anggur ke komunitas Katolik yang kecil namun taat untuk biara biarawati Argentina yang juga ditempatkan di sana.
“Ini bukan komunitas Katolik yang besar, (tetapi) ketika Anda pergi ke Misa di sana pada suatu pagi, gereja-gereja akan penuh sesak,” katanya.
Kunjungan Paus Fransiskus juga akan meliputi pidato di lapangan olahraga. Kegiatan itu diperkirakan dihadiri puluhan ribu orang. Banyak dari mereka diangkut dengan bantuan perusahaan penebangan kayu setempat.
Prado memperkirakan sekitar 20.000 hingga 30.000 umat Katolik di keuskupan tersebut, meskipun jumlahnya bisa jauh lebih tinggi.
Bahkan, kata dia, para misionaris terkadang harus berjalan melalui hutan lebat selama berhari-hari untuk berkhotbah di masyarakat terpencil.
“Orang-orang di sini sangat sederhana, tetapi pada saat yang sama, mereka sangat peka terhadap iman, dan sekarang mereka tahu bahwa Paus akan datang mengunjungi mereka, mereka sangat gembira,” tuturnya.
Papua Nugini merupakan negara kedua dari total empat negara yang akan dikunjungi Paus Fransiskus selama perjalanan apostoliknya ke Asia Pasifik 3-13 September mendatang.
Indonesia menjadi negara pertama yang dikunjungi Paus Fransiskus dalam rangkaian kunjungan tersebut.
Selama di Indonesia, Paus bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi), tokoh lintas agama, dan menghadiri misa agung di Gelora Bung Karno (GBK) yang diikuti sekitar 80.000 warga.
Setelah dari Papua Nugini, Paus Fransiskus akan berkunjung ke Timor Leste dan mengakhiri perjalanan apostolik ke Asia Pasifiknya di Singapura.
(lna/chri)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA