Jakarta, CNN Indonesia —
Biro Investigasi Pusat (Central Bureau of Investigation/CBI) India menangkap terduga pelaku pemerkosaan dan pembunuhan dokter di Kolkata, Benggala Barat, pada Sabtu (17/8).
Indian Express melaporkan CBI menangkap pria bernama Sanjay Roy, seorang polisi relawan sipil, yang diduga melakukan pemerkosaan dan pembunuhan terhadap seorang dokter magang di RG Kar Medical College and Hospital pada 9 Agustus lalu.
Sanjay Roy akan menjalani analisa psikologis oleh tim dari Laboratorium Pusat Ilmu Forensik Central Forensic Science Laboratory (CFSL).
Selain menangkap Sanjay Roy, CBI juga menyatakan telah memeriksa mantan kepala RG Kar Medical College and Hospital, Sandip Gosh, sehubungan dengan dugaan pemerkosaan dan pembunuhan. Pemeriksaan itu sudah berlangsung selama dua hari berturut-turut sejak Jumat (16/8).
India digegerkan kasus dugaan pemerkosaan dan pembunuhan terhadap seorang dokter magang usia 31 tahun di RG Kar Medical College and Hospital pada 9 Agustus lalu.
Laporan polisi menunjukkan korban mengalami kekerasan seksual dan dibunuh. Jenazahnya ditemukan pada 9 Agustus di aula seminar rumah sakit milik pemerintah tersebut.
Saat ditemukan, kondisi korban begitu mengenaskan dengan lumuran darah di bagian mata, mulut, dan alat vitalnya. Beberapa luka juga ditemukan di kaki kiri, leher, tangan kanan, serta jari manis.
Investigasi awal menunjukkan bahwa pelaku pemerkosaan dan pembunuhan sang dokter ialah Sanjay Roy, pria 33 tahun yang bergabung dengan kepolisian sebagai relawan sipil pada 2019.
Sanjay Roy telah menikah setidaknya empat kali dan dikenal sebagai tukang selingkuh.
Sanjay Roy disebut dekat dengan sejumlah perwira polisi senior selama bertahun-tahun. Kedekatannya dengan para perwira senior itu diduga membuat sang petinju terlatih dipindahkan ke Dewan Kesejahteraan Polisi Kolkata dan ditempatkan di pos polisi di RG Kar Medical College and Hospital.
Kasus pemerkosaan dan pembunuhan dokter ini sendiri telah menarik perhatian global.
Pasalnya, asosiasi dokter se-India menggelar demonstrasi dan mogok besar-besaran selama beberapa hari terakhir untuk menuntut pemerintah melakukan langkah signifikan guna mencegah peristiwa serupa terulang kembali.
Masyarakat India khususnya perempuan marah karena merasa pemerintah tak berupaya tegas melindungi kaum perempuan.
Padahal, kasus pemerkosaan massal dan pembunuhan serupa sudah pernah terjadi pada 2012 terhadap mahasiswi 23 tahun di sebuah bus menuju Delhi.
(blq/dna)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA