Jakarta, CNN Indonesia —
Pemerintah tengah menyiapkan studi untuk proyek rencana pembangunan tanggul laut raksasa (giant sea wall) di pesisir utara Pulau Jawa.
“Studi sedang kita siapkan dan ini akan kita lanjutkan,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Tatap Muka – Orasi Ilmiah BJ Habibie Memorial Lecture: Peran Iptek dan Inovasi menuju Indonesia Emas 2045 di Jakarta, Selasa (24/7), seperti dikutip Antara.
Menurut Airlangga, pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) hingga presiden terpilih periode 2024-2029 Prabowo Subianto terus mendorong pembangunan tanggul raksasa tersebut. Pasalnya, proyek tersebut dinilai penting untuk menghadapi tantangan perubahan iklim dan penurunan muka tanah.
“Proyek strategis nasional bapak presiden terpilih (Prabowo Subianto) mendorong bahwa utara (Pulau) Jawa yang setiap tahun ada climate change (perubahan iklim), land subsidence (fenomena penurunan permukaan tanah),” ujar dia.
Proyek tersebut, sambungnya, juga diharapkan mendukung keberlanjutan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut. “Kita akan terus mendorong pembangunangiant sea wall(tembok laut raksasa) di utara Jawa sehingga dengan demikian kemiskinan utara Jawa 55 juta akan selesai,” terangnya.
Proyek tanggul laut dipersiapkan sebagai salah satu proyek jangka panjang.
Di Jakarta, ada tiga fase pembangunan proyek tersebut. Pertama, pembangunan tanggul pantai dan sungai, serta pembangunan sistem pompa dan polder di wilayah Pesisir Utara Jakarta.
Kedua, pembangunan tanggul laut dengan konsep terbuka (open dike) pada sisi sebelah barat pesisir utara Jakarta yang harus dikerjakan sebelum 2030.
Ketiga, pembangunan tanggul laut pada sisi sebelah timur pesisir utara Jakarta yang harus dikerjakan sebelum tahun 2040. Apabila laju penurunan tanah tetap terjadi setelah 2040, maka konsep tanggul laut terbuka akan dimodifikasi menjadi tanggul laut tertutup.
Airlangga sebelumnya menyampaikan estimasi kerugian ekonomi secara langsung akibat banjir tahunan di pesisir Jakarta mencapai Rp2,1 triliun per tahun, dan dapat meningkat terus setiap tahunnya hingga mencapai Rp10 triliun per tahun dalam 10 tahun ke depan.
Adapun estimasi kebutuhan anggaran untuk proyek fase pertama sebesar Rp164,1 triliun. Rencananya, pembiayaan proyek menggunakan skema Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
[Gambas:Video CNN]
(sfr)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA