Pratama Arhan masih jadi cadangan mati di Suwon FC hingga pertengahan musim K1 2024. Ia lebih sering dieksploitasi jadi poster tim.
Terbaru, Arhan jadi model sampul jersey ketiga Suwon yang diunggah di media sosial Instagram. Arhan bukan pemain inti, tetapi jadi model untuk memasarkan kostum terbaru tim.
Posterboy. Begitu publik Indonesia menyebutnya. Agak nyinyir memang, tetapi ini realitasnya. Publik kecewa Arhan hanya jadi alat pemasaran media sosial tanpa diberi menit bermain yang layak.
Sejak didatangkan Suwon pada Januari 2024, hingga Juli ini, Arhan baru sekali mencicipi menit di kompetisi. Itu terjadi dalam laga melawan Jeju United pada 26 Mei 2024.
Nahasnya, Arhan mendapat kartu merah pada laga tersebut. Setelah itu Arhan tak masuk skuad dalam enam pertandingan beruntun. Namanya baru masuk line up lagi dalam dua laga awal Juli.
Namun kemudian namanya kembali hilang pada 14 Juli lalu. Dan, tak ada jaminan nama Arhan akan masuk skuad lagi saat melawan Gwangju pada 27 Juli. Masuk line up saja tidak, apalagi main.
Situasi ini nyaris tak jauh berbeda dengan musim sebelumnya saat membela Tokyo Verdy. Pada musim 2023, Arhan hanya sekali tampil di kompetisi kasta kedua Jepang tersebut.
Bedanya, Arhan mendapat kesempatan mencicipi turnamen Emperor’s Cup 2023 sebanyak dua kali. Dalam dua laga ini Arhan mendapat 200 menit main. Lumayan, daripada tidak sama sekali.
Dengan usia 22 dan tahun ini akan menjadi 23, Arhan tidak lagi masuk kategori pemain muda. Bakatnya masih bisa berkembang, tetapi sudah tidak prospektif dari sudut pembinaan.
Jika begini terus, tak kunjung mendapat menit bermain, kualitas Arhan bisa tergerus. Mungkin di Korea, Arhan tetap latihan dan bertanding di ajang lain, tetapi tetap saja bukan liga utama.
Haruskah Arhan bertahan di Korea Selatan? Sang pemain bersama sang agen, niscaya sudah punya pandangan. Yang pasti jalan perjuangan Arhan akan terjal dan itu bisa membuatnya kebal.
Baca di halaman berikutnya>>>
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA