Jakarta, CNN Indonesia —
Dua prajurit TNI, Eggy Arifiyyanto dan Nofrian Syahputra, mengungkapkan detik-detik diserang tank Israel pada 10 Oktober 2024. Keduanya ditempatkan di Pos Pengamatan 14, Naqoura, Lebanon dan terluka akibat serangan itu.
Melalui video yang diunggah Middle East Eye ke Instagram pada Sabtu (26/10), prajurit TNI itu melaporkan detik-detik sebelum Israel meluncurkan serangan.
“Kami melihat ada laser mulai membidik kami dan kami segera memulai pengawasan dan pengintaian serta berinisiatif mematikan lampu di lantai empat dan menyalakan lampu di lantai dua,” ceritanya dalam video.
Ia kemudian menyatakan semua pasukan yang ada di menara pos 14 melakukan koordinasi untuk menilai situasi yang dihadapi dengan menara lainnya yang ada di wilayah itu.
“Setelah berkomunikasi dengan menara itu, memang dipastikan bahwa laser itu ditujukan kepada kami,” kata Prajurit Nofrian.
[Gambas:Video CNN]
Tim pun langsung melapor ke atasan. Namun tak lama setelah itu, sebuah proyektil meluncur dan mengenai menara observasi yang mereka tempati.
“Ketika selongsong tank meledak di dalam, kami terlempar ke atas lalu mencoba mencari jalan keluar,” katanya.
Semua pasukan harus mencari jalan keluar dengan melompat dari lantai 4 ke bawah. Setelah sampai di bawah, keduanya langsung dilarikan ke Rumah Sakit.
“Setelah kejadian tersebut, kami dirawat intensif selama tiga hari di rumah sakit UNIFIL. Dan sekarang kami sudah kembali dalam kondisi yang sangat baik,” tutur keduanya.
Hal itu disampaikan sekitar dua pekan setelah United Nations Interim Force di Lebanon mengatakan dua penjaga perdamaian terluka ketika sebuah tank Israel menembaki sebuah menara pengawas.
Serangan tank ke markas besar pasukan tersebut di kota daerah perbatasan Naqoura itu menyebabkan dua anggota itu terjatuh.
Kala itu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengonfirmasi dua pasukan penjaga perdamaian yang terluka dalam serangan itu adalah dari Indonesia. Pasukan itu langsung dirawat di rumah sakit untuk perawatan lebih lanjut.
“Indonesia mengutuk keras serangan itu,” katanya. “Menyerang personel dan properti PBB merupakan pelanggaran berat terhadap Hukum Humaniter Internasional.”
Terkait serangan 10 Oktober, militer Israel melakukan serangan udara ke pusat kota Beirut dan menewaskan 22 orang. Kementerian Kesehatan Masyarakat Lebanon kala itu mengungkapkan serangan tersebut melukai sedikitnya 117 orang.
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA