Daftar Isi
Jakarta, CNN Indonesia —
Teknologi kecerdasan buatan (AI) diperkirakan akan terus tumbuh di 2025 mendatang. Beberapa tren yang diperkirakan akan mengisi mewarnai perkembangan teknologi ini adalah agen AI dan inisiatif kedaulatan AI.
Global Chief Technology Officer and Chief AI Officer Dell Technologies John Roese menyebut saat ini berbagai teknologi akan terhubung dengan ekosistem AI.
“Apa pun teknologi yang Anda jelajahi hari ini, ada jaringan penghubung ke dalam ekosistem AI,” kata Roese dalam Predictions 2025 Media Briefing in Asia Pacific & Japan (APJ) secara daring, Rabu (4/12).
“Setiap teknologi saat ini meng-enable AI atau di-enable oleh AI. Kita berevolusi dari AI yang statis dan reaktif menjadi AI yang lebih dinamis, otonom, interaktif, dan mendalam yang akan memungkinkan kita untuk melampaui apa yang telah kita lakukan sejauh ini,” imbuhnya.
Agen AI
Menurut Roese, salah satu tren yang akan membentuk teknologi AI pada 2025 adalah agen AI. Menurutnya, agen AI akan memiliki spesialisasi di berbagai bidang.
“Mereka umumnya diimplementasikan sebagai model bahasa yang dikhususkan. Jadi, agen tidak mencoba untuk menguasai segalanya. Mereka mencoba melakukan tugas tertentu dengan baik, agen pemrograman, agen editorial, agen yang memahami informasi radiologi, agen yang memahami cara mengendalikan mesin,” katanya.
Roese mengatakan agen AI akan mengubah interaksi antara manusia dan AI. AI generatif yang lebih matang akan meningkatkan agen AI ke tahapan yang mampu beroperasi secara otonom, komunikasi bahasa alami, dan kolaborasi tanpa batas dengan manusia dan agen AI.
Menurutnya, APJ akan mengalami kemajuan pesat dalam kesiapan dan penerapan AI, didorong oleh investasi besar yang diproyeksikan mencapai US$110 miliar pada 2028. Hal tersebut terlihat dari pasar data center yang siap dengan AI di seluruh wilayah APJ.
AI di enterprise
Selain agen AI, Roese juga menyoroti strategi AI untuk perusahaan, di mana mereka akan semakin memprioritaskan laba atas investasi dan nilai bisnis yang nyata dari inisiatif AI mereka.
Perusahaan-perusahaan kemungkinan akan membentuk komite AI khusus yang dipimpin oleh Chief AI Officer atau CIO. Pendekatan pragmatis ini tercermin dari meningkatnya tingkat keberhasilan proyek-proyek percontohan GenAI.
“Dalam pandangan kami, tahun 2025 akan menjadi tahun di mana kita melihat AI perusahaan benar-benar berkembang dan masuk ke dalam produksi penuh,” ujar Roese.
Kedaulatan AI
Tren utama yang disoroti oleh Roese adalah meningkatnya upaya Sovereign AI atau kedaulatan AI oleh berbagai negara untuk menciptakan ekosistem AI yang dilokalkan yang selaras dengan budaya, bahasa, dan kebutuhan keamanan data mereka.
Dia menjelaskan bahwa konsep ini berfokus pada kemampuan suatu negara untuk menghasilkan nilai dan diferensiasi AI dengan menggunakan infrastruktur dan datanya sendiri, mendorong ekosistem yang mencerminkan kekayaan intelektual dan prioritas lokal.
Dia mencatat beragam pendekatan untuk Sovereign AI. Beberapa di antaranya membangun sumber daya AI nasional yang melayani sektor pemerintah dan swasta dengan menyediakan akses ke daya komputasi dan kapasitas data.
Beberapa lainnya mengejar strategi kolaboratif di mana pemerintah mendorong industri swasta untuk memodernisasi dan memimpin ekosistem AI melalui desain bersama yang proaktif.
Konvergensi AI
Konvergensi AI menjadi salah satu prediksi yang akan mewarnai perkembangan AI di 2025.
“Potensi AI yang sebenarnya terletak pada hubungannya dengan teknologi baru lainnya,” kata Roese.
Roese menyoroti potensi sinergis dalam menggabungkan AI dengan kemajuan di berbagai bidang seperti komputasi kuantum, intelligent edge, keamanan Zero Trust, teknologi 6G, dan digital twin.
Kekuatan gabungan dari komputasi kuantum dan AI akan menjadi gebrakan untuk berbagai industri, memberikan kekuatan komputasi yang diperlukan untuk menangani bidang-bidang yang kompleks seperti ilmu pengetahuan material, penemuan obat, dan masalah pengoptimalan bidang-bidang di mana metode komputasi tradisional menghadapi keterbatasan.
Roese juga menunjukkan dampak AI yang luas di seluruh industri, mulai dari merevolusi operasi jaringan telekomunikasi hingga mengubah PC menjadi bagian integral dari infrastruktur AI.
Revolusi AI untuk pekerja
Roese mengatakan AI memberikan dampak transformatif di pasar kerja, yang mengharuskan organisasi untuk berinvestasi dalam mengembangkan kefasihan AI tenaga kerjanya.
Ketika agen AI menangani lebih banyak tugas rutin, peran manusia akan berevolusi untuk fokus pada pemikiran strategis tingkat tinggi, pemecahan masalah yang kreatif, dan pengambilan keputusan yang kompleks.
“AI menciptakan pekerjaan tingkat tinggi yang baru dan merupakan katalisator untuk investasi dramatis ke dalam infrastruktur dengan dampak positif yang sangat besar pada penciptaan lapangan kerja,” kata Roese.
(lom/dmi)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA