Jakarta, CNN Indonesia —
Penulis Hungaria Laszlo Krasznahorkai buka suara setelah dianugerahkan Nobel Sastra 2025 pada Kamis (9/10). Penghargaan prestise itu diberikan karena karya-karya Krasznahorkai soal apokalips dinilai menegaskan kembali kekuatan seni.
“Saya sangat bahagia, saya tenang dan sekaligus sangat gugup,” ujar Krasznahorkai kepada penyiar Swedia Sveriges Radio dari Frankfurt seperti diberitakan AFP, Kamis (9/10).
“Ini hari pertama saya sebagai pemenang Hadiah Nobel,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penulis tersebut akan menerima penghargaan sebesar 11 juta krona atau yang setara Rp19,36 miliar (1 krona=Rp1.760,59).
Krasznahorkai akan menerima penghargaan tersebut dari Raja Carl XVI Gustaf di Stockholm pada 10 Desember, peringatan wafatnya ilmuwan dan pencipta penghargaan Alfred Nobel pada 1896.
Laszlo Krasznahorkai adalah orang Hungaria kedua yang memenangkan penghargaan tersebut, setelah mendiang Imre Kertész pada 2002.
[Gambas:Video CNN]
Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban memuji penghargaan tersebut kepada Krasznahorkai.
“Kebanggaan Hungaria, pemenang Hadiah Nobel pertama dari Gyula, Laszlo Krasznahorkai. Selamat!” tulis Orban di Facebook, merujuk pada kota di Hungaria tenggara tempat Krasznahorkai dilahirkan.
Krasznahorkai (71) tumbuh dalam keluarga Yahudi kelas menengah. Ia mendapatkan inspirasi dari pengalamannya di bawah komunisme, dan perjalanan ekstensif yang ia lakukan setelah pertama kali pindah ke luar negeri pada 1987 ke Berlin Barat untuk beasiswa.
Novel, cerita pendek, dan esainya paling dikenal di Jerman, tempat ia tinggal untuk waktu yang lama, dan negara asalnya, Hungaria.
The Swedish Academy memberikan penghargaan kepada Laszlo Krasznahorkai “atas karyanya yang memikat dan visioner, yang, di tengah teror apokaliptik, menegaskan kembali kekuatan seni.”
Mereka menyoroti novel pertama Krasznahorkai, Satantango (1985), yang membawanya ke puncak popularitas di Hungaria dan tetap jadi karyanya yang paling terkenal. The Swedish Academy menyebutnya “sebuah sensasi sastra.”
“Krasznahorkai adalah seorang penulis epik hebat dalam tradisi Eropa Tengah yang membentang dari Kafka hingga Thomas Bernhard, dan dicirikan oleh absurdisme dan grotesque excess,” kata The Swedish Academy.
“Namun, ada lebih banyak hal yang bisa ia lakukan, dan ia juga melirik Timur dengan mengadopsi nada yang lebih kontemplatif dan terkalibrasi dengan cermat.”
“Hasilnya adalah serangkaian karya yang terinspirasi oleh kesan mendalam yang ditinggalkan oleh perjalanannya ke Tiongkok dan Jepang,” katanya.
Mereka mencatat sintaksis penulis Hungaria itu yang mengalir dengan kalimat-kalimat panjang dan berliku tanpa titik yang telah menjadi ciri khasnya.
“Meskipun sintaksis Krasznahorkai yang berbobot dan bergulir mungkin telah menjadi ciri khasnya sebagai seorang penulis, gayanya juga memungkinkan sentuhan yang ringan dan keindahan liris yang luar biasa,” kata anggota Akademi, Steve Sem-Sandberg.
Tahun lalu, Nobel Sastra 2024 diberikan kepada penulis Korea Selatan, Han Kang, perempuan Asia pertama yang memenangkan Nobel.
The Swedish Academy telah lama dikritik karena representasi berlebihan pria kulit putih Barat dalam nominasinya. Hanya 18 dari 122 penerima penghargaan sejak penghargaan ini pertama kali diberikan pada tahun 1901 adalah perempuan.
Akademi Swedia telah mengalami reformasi besar sejak skandal #MeToo yang menghancurkan pada 2018, dengan tekad untuk memberikan penghargaan sastra yang lebih global dan setara gender.
(afp/chri)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA