Jakarta, CNN Indonesia —
Organisasi Pusat Studi Warisan Ibrahim untuk Perdamaian (RAHIM) mengklaim sama sekali tidak terlibat terkait pertemuan lima warga NU atau nahdliyin dengan Presiden Israel Isaac Herzoog.
“RAHIM tidak terlibat dan tidak pernah memberikan rekomendasi dalam kegiatan orang-orang Indonesia yang berkunjung ke Israel bertemu dengan Isaac Herzog, Presiden Israel,” kata RAHIM dalam siaran pers melalui situs rahim.or.id, Selasa (16/7).
RAHIM pun menegaskan pertemuan itu dilakukan kelima nahdliyin atas nama pribadi dan sama sekali tidak dibantu oleh RAHIM sebagai organisasi.
Meskipun, pertemuan itu turut dihadiri oleh Zainul Maarif yang menjabat sebagai Manager Penelitian Domestik di RAHIM.
“Saudara Zainul Maarif sebagai bagian dari orang yang bertemu dengan Presiden Israel adalah atas nama pribadi dan tidak mewakili/atas nama RAHIM,” tulis rilis tersebut.
“RAHIM konsisten sebagai lembaga riset, kajian, dan diskusi perdamaian, rekonsiliasi konflik dan toleransi nonprofit. Bukan lembaga agitasi ataupun konspirasi,” sambungnya.
Lebih lanjut, RAHIM mengklaim belum pernah melakukan kegiatan resmi selain doa bersama untuk kedua belah pihak pasca kejadian 7 Oktober.
“Doa bersama dan permohonan kepada kedua belah pihak untuk menahan diri. Melihat efektifitas dari kegiatan pertama, maka RAHIM tidak lagi melakukan kegiatan lainnya,” jelas RAHIM.
Di sisi lain, RAHIM mengklaim tak pernah menerima aliran dana dari pihak luar untuk mendanai kegiatan-kegiatan yang dijalani organisasi tersebut.
“Semua masih kami lakukan secara swadaya,” ujar RAHIM.
Sebelumnya, RAHIM disebut terkait dengan lima nahdliyin yang bertemu dengan Presiden Israel. Organisasi itu pun disebut Ketua PBNU Yahya Cholil Staquf mencatut logo NU dalam situs resmi RAHIM.
Terkait pertemuan kelima nahdliyin itu dengan Presiden Israel, Yahya pun telah meminta permohonan maaf kepada masyarakat.
Dalam situs resmi Pusat Studi Warisan Ibrahim untuk Perdamaian, rahim.or.id, tertulis bahwa organisasi ini merupakan koalisi antara Yahudi, Muslim dan kaum Bani Nuh di Indonesia.
Organisasi itu juga menyertakan Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (LBM NU) dalam koalisi mereka, termasuk Yayasan Eits Chaim Indonesia.
Namun, situs tersebut kini telah menutup kolom ‘tentang kami’ sehingga tak bisa lagi diakses beberapa saat setelah Ketum PBNU memberikan keterangan pers.
(mab/fra)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA