Jakarta, CNN Indonesia —
Sebanyak tiga warga negara Indonesia (WNI) yang terdiri dari seorang ibu dan dua anaknya dievakuasi usai serangan rudal Israel hampir menghantam rumah mereka di Kota Nabatiyeh, Lebanon Selatan, Senin (23/9).
Israel telah melancarkan serangan udara besar-besaran ke Lebanon, terutama Lebanon selatan markas milisi Hizbullah menyusul ketegangan keduanya yang terus memanas.
Kuasa Usaha Ad Interim Kedutaan Besar RI di Beirut, Yosi Aprizal, mengatakan ibu dan dua anaknya tersebut saat ini telah dievakuasi ke shelter KBRI di ibu kota.
“Jadi infonya, sekitaran rumah dia itu terjadi serangan, deket rumah dia. Hanya memang dia sudah keluar juga dan kita tunggu untuk dibawa ke Beirut. Mereka posisinya sudah dekat, Insya Allah 20-30 menit lagi sudah bisa bertemu di titik aman untuk dibawa ke Beirut,” kata Yosi kepada CNNIndonesia.com pada Senin malam.
Yosi mengatakan serangan rudal Israel memang tidak langsung menyasar rumah ketiga WNI tersebut dan terjadi Ketika mereka sedang berada di luar.
Menurut data, Yosi mengatakan tercatat ada 11 WNI yang tinggal di Lebanon selatan saat ini. Beberapa dari mereka merupakan staf Perserikatan Bangsa-Bansa (PBB) dan sudah berada di tempat aman.
Sementara itu, beberapa WNI lainnya yang tinggal i Lebanon selatan telah menikah dengan warga lokal. Beberapa dari mereka juga dikabarkan telah berlindung di bunker yang telah disediakan.
“Ada info juga ada di bunker jadi Insya Allah aman. Kita monitor terus WNI kita,” papar Yosi.
Israel telah menembakkan setidaknya 300 rudal ke wilayah Lebanon selama 24 jam terakhir hingga menewaskan 182 orang.
Eskalasi ketegangan antara Israel dan Hizbullah memang terus memanas, terutama sejak agresi brutal Tel Aviv ke Jalur Gaza Palestina berlangsung pada Oktober 2023 lalu. Sejak itu, Hizbullah kerap melancarkan serangan udara ke Israel sebagai bentuk membela Palestina, terutama sekutunya Hamas.
Namun, ketegangan Israel vs Hizbullah semakin memuncak setelah pekan lalu Lebanon digegerkan teror ledakan ribuan pager secara misterius. Ribuan pager, walkie-talkie, dan perangkat komunikasi lainnya meledak secara serempak di hampir seluruh wilayah Lebanon pada Selasa (17/9) dan Rabu (18/9).
Kebanyakan perangkat yang meledak merupakan milik anggota Hizbullah. Insiden ini menewaskan 39 orang dan melukai 3 ribu orang lainnya termasuk milisi Hizbullah, warga sipil, hingga anak-anak.
Dari penyelidikan awal diketahui bahwa ribuan perangkat komunikasi ini kemungkinan telah disabotase dan dipasang jebakan bahan peledak. Hizbullah meyakini Israel dalang di balik teror ledakan ini meski hingga saat ini Tel Aviv masih bungkam atas seluruh tuduhan.
(isa/rds)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA