Jakarta, CNN Indonesia —
Perempuan diduga istri mendiang pemimpin ISIS Abu Bakar Al Baghdadi menjadi sorotan usai pengadilan Irak menjatuhkan vonis hukuman gantung kepadanya hari ini, Kamis (11/7).
Pengadilan tak menyebutkan nama istri Baghdadi itu, namun seorang pejabat pengadilan mengidentifikasinya sebagai Asma Mohamed dan mengonfirmasi vonis hukuman tersebut.
“Dia dijatuhi hukuman mati dengan cara digantung,” kata pejabat itu, dikutip Reuters, Kamis (11/7).
Asma merupakan istri pertama Al Baghdadi. Pentolan ISIS itu disebut memiliki empat istri.
Asma ditahan dan divonis atas perannya dalam kelompok teroris itu termasuk soal kasus penahanan perempuan etnis Yazidi.
Terlepas dari itu, siapa sebetulnya Asma Mohammed?
Dia memiliki nama lengkap Asma Fawzi Mohammed Al Qubaysi.
Asma menikah dengan Al Baghdadi pada 1999. Saat itu, dia tengah menempuh pendidikan magister di universitas Islam.
Perempuan ini sempat mengatakan sang suami mulanya bukan seorang ekstremis.
Al Baghdadi, kata Asma, berubah setelah ditangkap pasukan Amerika Serikat pada 2004. Kemudian pada 2019, dia tewas dalam operasi militer AS.
Asma juga sempat mengatakan Al Baghdadi dan pemimpin ISIS lain terobsesi dengan perempuan.
Al Baghdadi, lanjut dia, punya lebih dari 10 perempuan Yazidi yang dianggap sebagai Budak. Asma juga menyebut suaminya pernah menikahi perempuan berusia 13 tahun.
Setelah ISIS menguasai wilayah di Suriah dan Irak, Al Baghdadi jadi kian arogan. Dia bahkan berharap pengakuan internasional dan mengekspansi hingga ke Eropa.
“Perempuan asing memainkan peran penting dalam menarik anggota,” ujar Asma, dikutip Al Arabiya.
Penangkapan istri Baghdadi
Asma dilaporkan ditangkap pada Juni 2018 oleh pihak berwenang Turki di perbatasan negara ini, demikian dikutip CBS News.
Pasukan Turki menangkap Asma dan 11 diduga anggota ISIS lain. Lebih rinci, mereka yakni empat perempuan, satu laki-laki, dan enam anak-anak.
Asma menggunakan identitas palsu sebagai Rania Mahmoud saat ditangkap.
Pejabat senior Turki mengatakan Asma bersedia membeberkan lebih banyak informasi soal ISIS.
“Kami menemukan identitas aslinya dengan cukup cepat. Pada saat itu, dia memberikan banyak informasi tentang Baghdadi dan cara kerja internal ISIS,” kata pejabat senior itu, dikutip CNN.
Pejabat itu lalu menyebut Turki memperoleh informasi baru yang mengarah ke serangkaian penangkapan di tempat lain.
Asma dan 11 anggota ISIS lain lantas ditahan di pusat deportasi Turki kemudian dikirim ke Irak.
Di Irak, pengadilan menjatuhkan hukuman mati karena dianggap bekerja sama dan membantu ISIS dengan membiarkan rumahnya menjadi tempat penahanan orang yang diculik milisi tersebut.
Sejauh ini tak ada banyak publikasi yang membahas biografi Asma.
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA