Jakarta, CNN Indonesia —
Sebanyak 11 orang meninggal imbas Siklon Chido yang menghantam wilayah Mayotte, Prancis, sejak Sabtu (14/12).
Kementerian Dalam Negeri Prancis mengonfirmasi jumlah korban tewas itu dan melaporkan 250 mengalami luka pada Minggu pagi.
Pejabat Mayotte Francois Xavier Bieauville mengatakan sulit menemukan jumlah pasti korban di tengah kerusakan yang signifikan imbas badai itu. Dia juga menduga korban akan terus bertambah.
“Saya kira ada beberapa ratus orang yang tewas, mungkin jumlahnya akan mendekati seribu. Bahkan ribuan,” kata Bieauville, dikutip CNN.
Bieauville mengatakan siklon kali ini merupakan terparah dalam 90 tahun. Badai tersebut merusak fasilitas sipil seperti bandara hingga meluluhlantakkan pemukiman penduduk.
Dia mengatakan kehancuran terburuk tampak di daerah kumuh berupa gubuk-gubuk logam dan bangunan informal yang menjadi ciri sebagian besar wilayah Mayotte.
Dia juga meragukan korban tewas usai melihat kehancuran yang masif di daerah kumuh.
“Saya pikir jumlah korban jiwa jauh lebih tinggi,” imbuh Bieauville.
Mayotte merupakan pulau termiskin Prancis dan termiskin di Uni Eropa. Populasinya hanya sekitar 300.000 jiwa dan di dua pulau utama.
Mayotte juga menjadi jalur Siklon Chido dan menanggung beban terberat.
Menurut badan cuaca di Prancis, siklon itu membawa angin dengan kecepatan lebih dari 220 km/jam (136 mph).
Menanggapi bencana ini, Presiden Prancis Emmanuel Macron menyampaikan bela sungkawa ke rakyat.
“Pikiran saya bersama rakyat,” kata dia.
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Prancis akan meninjau lokasi. Pemerintah juga telah mengirim bantuan dan pasukan guna mengevakuasi warga ke tempat aman.
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA