Jakarta, CNN Indonesia —
Fitur Sketch to Image milik Samsung mampu menciptakan gambar yang tidak ada [seolah-olah] menjadi ada, sesuatu yang didambakan sekaligus dikhawatirkan seniman hingga dunia teknologi.
Sketch to Image merupakan satu dari sekian banyak fitur Galaxy AI terbaru dari Samsung yang saat ini baru disematkan di seri ponsel flagship terbaru produsen asal Korsel itu, terutama Samsung Galaxy Z Fold 6 dan Flip 6.
Fitur ini intinya bisa ‘merapikan’ sketsa atau coret-coretan tangan di layar hp menjadi sesuatu banget. Penerapannya bisa di halaman kosong atau di foto yang sudah ada.
Gambar awal sebelum di-generate AI di fitur Sketch to Image. (CNN Indonesia/ Arif Hulwan Muzayyin)
|
CNNIndonesia.com berkesempatan menguji fitur ini di Fold6 dan Flip6, Rabu (24/7). Kesimpulannya adalah ajaib sekaligus janggal.
Penulis sama sekali bukan seniman, amat jauh dari jejak Van Gogh maupun Affandi. Namun, alat ini menerjemahkan sketsa dasar awur-awuran menjadi gambar kartun yang rapih.
Sketch to Image punya banyak pilihan tipe gambar buat di-generate; Watercolor, Illustrations, Sketch, Pop art, dan 3D cartoon. Penulis menaruh dua jenis hasil gambar AI di sini, yakni Sketch dan 3D cartoon.
Untuk gambar sketsa, penulis membuat gambar kasar kucing belang dengan beberapa bentuk bagian tubuh yang kurang proporsional.
Salah satu hasil ‘karya’ AI di Sketch to Image Samsung. (CNN Indonesia/ Arif Hulwan Muzayyin)
|
Saat di-generate, Samsung memberi beberapa hasil alternatif yang jauh lebih rapih; loreng yang lebih banyak di sekujur tubuh, gradasi hitam-putih yang halus, tarikan garis yang tak perlu di bagian kuping diubah jadi bulu.
Walau begitu, AI masih mempertahankan bentuk-bentuk yang tak proporsional dari gambar asli; kaki kayak sepatu aladin hingga mata juling.
Untuk gambar kartun, penulis membuat coretan berbentuk hibrida, antara traktor atau stum, dengan pengemudi asal-asalan di atasnya.
Hasil AI memberikan beberapa alternatif yang semuanya bak gambar kartun tiga dimensi warna-warni yang mendekati pro, termasuk gambaran orangnya yang sudah jauh lebih sempurna.
Semua hasil-hasil AI itu diberi tanda air atau watermark atau signature “Konten yg dibuat AI.”
“Jadi semua orang tahu foto itu sudah diedit, tidak original foto,” ucap Verry Octavianus Wijaya,MXProduct Marketing Senior Manager Samsung Electronics Indonesia, dalam acara peluncuran Samsung Galaxy Z Fold6 dan Flip6 di Indonesia, Jakarta, Rabu (24/7).
“Ini mencegah orang memanfaatkannya untuk yang tidak-tidak.”
Dikutip dari The Verge, uji coba terhadap fitur ini juga menghasilkan gambar bak hasil karya fotografer asli.
Sketsa awal sebelum di-generate AI. (CNN Indonesia/ Arif Hulwan Muzayyin)
|
Foto aslinya adalah dermaga di selatan pusat kota Seattle, AS, dengan beberapa bunga di latar depan. Lantaran dekat dengan kamera dan fokusnya di kejauhan, bunga-bunga di frontground itu jadi agak kabur.
Sketsa lebah yang acak pun dibuat di atas salah satu bunga yang blur itu. Terbayang AI akan menyisipkan gambar lebah yang fokus, beda dari kembangnya. Ternyata salah! Lebah ‘karya’ AI tetap blur, seperti bunga tempat ia hinggap.
“Apakah definisi fotografi berubah di depan mata kita? Apakah pemahaman kita tentang kebenaran dalam foto berubah pada saat yang sangat genting bagi demokrasi kita?” demikian menurut reviewer.
Hasil sentuhan Sketch to Image. (CNN Indonesia/ Arif Hulwan Muzayyin)
|
Hasil alternatif dari Sketch to Image. (CNN Indonesia/ Arif Hulwan Muzayyin)
|
Apa betul ini seni?
Kaloyan Chernev, pendiri perusahaan AI Deep Dream Generator(DDG), pernah mengatakan teknologi kecerdasan buatan “dengan cepat mendekati tingkat kecanggihan dan kompleksitas yang memungkinkannya menghasilkan gambar yang sangat realistis dan bernuansa.”
“Saya yakin konten yang dihasilkan AI memiliki potensi tidak hanya untuk meningkatkan karya seniman dan desainer, namun juga memungkinkan terciptanya bentuk seni dan ekspresi yang benar-benar baru,” tuturnya, dikutip dari The Guardian.
Anoosha Syed, yang merupakan ilustrator, mencibir bahwa ‘seni’ yang dihasilkan AI memiliki “tampilan yang spesifik.”
“AI tidak melihat seni dan menciptakan seninya sendiri. Dia mengambil sampel semua orang lalu menumbuknya menjadi sesuatu yang lain,” cetus dia.
Syed pun memprediksi pengguna tak bakal lama buat bermain-main dengan gambar hasil AI “karena ketidakaslian dan ‘kemurahan’-nya.”
“Saya juga berpikir bahwa, sebagai respons terhadap AI, kita mungkin akan melihat kemunculan kembali dan apresiasi terhadap media tradisional,” tandas dia.
Di sisi lain, Selvia Gofar, Head of Product Marketing MX Team Samsung Electronics Indonesia, menyebut produk-produk dari fitur Galaxy AI berguna buat memudahkan dan meningkatkan kualitas pekerjaan di kantor, bukan buat konten komersial umum.
“Dalam hal pekerjaan, presentasi, performance individual, enggak [buat diunggah] ke internet, itu lebih bebas lagi,” ujarnya, saat menjawab pertanyaan tentang copyrights jika karya, termasuk gambar-gambar, yang dihasilkan Galaxy AI dikomersialisasi.
[Gambas:Video CNN]
(arh/arh)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA