Jakarta, CNN Indonesia —
Aktris Susan Sarandon ikut demonstrasi pro-Palestina di Washington D.C. ketika Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu hadir di Kongres Amerika Serikat pada Rabu (24/7) waktu setempat.
Sarandon menjadi salah satu orang yang naik ke podium untuk memberikan pidato soal kebebasan Palestina dan penolakan normalisasi genosida yang tengah terjadi.
“Kami di sini hari ini untuk menolak normalisasi genosida,” ucap Susan Sarandon dengan lantang, dikutip dari video yang diunggah BreakThrough News di X (dulu Twitter).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aktris berusia 77 tahun itu kemudian mengungkap jumlah korban jiwa dan luka-luka akibat agresi yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina, yaitu hampir 39 ribu meninggal dunia dan 90 ribu orang lainnya terluka. Banyak dari korban jiwa itu merupakan perempuan dan anak-anak.
Selain itu, Susan Sarandon juga mengungkap data kematian jurnalis, dokter dan staf medis, serta staf Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), hingga tempat-tempat ibadah yang hancur akibat serangan Israel.
“Dan kita dapat mengatakan bahwa ini adalah perkiraan minimum karena ada kematian yang disebabkan oleh kelaparan, mayat-mayat masih berada di bawah reruntuhan, dan mayat-mayat yang telah menguap seluruhnya. Jadi ini hanyalah perkiraan rendah,” ujar pemain film Thelma & Louise itu.
[Gambas:Video CNN]
Susan Sarandon kemudian mengakhiri pidatonya dengan mengajak para demonstran yang hadir pada hari itu untuk menyampaikan pesan kepada warga Palestina.
“Kami melihatmu. Kami mendengarmu. Kami akan menyuarakan aspirasi Anda,” ucapnya.
“Tidak ada seorang pun yang bebas sampai semua orang bebas. Pembebasan Palestina,” pungkas Sarandon dengan lantang dan tangan mengepal.
Aksi bela Palestina ini terjadi di Washington D.C. ketika PM Israel Benjamin Netanyahu memberikan pidato di hadapan Kongres Amerika Serikat.
Netanyahu bicara soal visi Gaza di hadapan Kongres AS dan menyebut demiliterisasi dan deradikalisasi dilakukan untuk masa depan perdamaian.
Selain itu, Netanyahu juga menyindir aksi demo anti-Israel yang terjadi di dekat lokasi tempat pertemuan Kongres AS digelar. Ia menyebut para demonstran itu “memilih untuk berdiri bersama mereka yang jahat”.
“Mereka mendukung Hamas, mereka mendukung pemerkosa dan pembunuh,” ucapnya.
Agresi Israel terhadap warga Palestina di Jalur Gaza masih terjadi sejak pecah pada 7 Oktober 2023. Per 21 Juli 2024, Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan setidaknya 38.983 orang tewas. Banyak di antaranya merupakan perempuan dan anak-anak.
(pra)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA
